CBR Club Jogja. Langganan bikin ‘api’ saat rebah
Untuk Bandung, ada dua klub yang sempat jadi nara sumber. Mereka adalah klub senior Kawasaki Ninja Club (KNC) dan Ninja 250R Bandung. KNC sudah punya 60 chapter di beberapa tempat di Indonesia memang santer memiliki life members beriding skill tinggi. Seminggu sekali diadakan pertemuan sore dan malam di berapa titik gaul di Bandung. Salah satu agendanya, share ilmu antaranggota tentang berbagai teknik salah satunya menikung cepat.
Hampir sama dengan Ninja 250R, rata-rata anggotanya juga speed- junkie. Rebah malam hari dan siang kerap mereka lakukan. “Ritual manasin ban nggak cuma di dalam kota. Minggu pagi kami kerap kumpul di Lembang, Bandung Utara untuk menjajal kemampuan rebah di tikungan ekstrem,” jelas Garfi Jayatman, pembina klub .
Lanjut ke Jogja, bolehlah toz sama CBR Club Jogja. Saat jam gaul, mereka doyan ritual rebahan malam. He..he..dengan motor tentu, bukan sama yang lain! Mereka mengistilahkannya midnight balance. Ini mereka jadikan seni menikung ala CBR Club Jogja. Rute yang mereka sukai adalah sepanjang jalur menuju tempat wisata Kaliurang dan sepanjang jalan penuh tikungan arah Wonosari. Mereka mulai start dari tempat nongkrong depan hotel Mercury Jl. Jendral Sudirman (Timur Tugu). Kemudian berjalan satu per satu dengan kecepatan sedang untuk wilayah dalam kota dan kecepatan tinggi bila memasuki rute diinginkan.
Biasanya sang pemimpin rombongan memberi kode bila sudah memasuki zona track. Mereka nggak sembarangan. Persoalan safety sangat dipikirkan. Semua anggota wajib pakai perlengkapan aman. Seperti celana jeans, jaket standar turing, helm full face, sarung tangan standar turing, protektor dan sepatu. “Ini jadi keharusan. Jika ada anggota yang nggak memenuhi standar itu, tidak kami izinkan ikut ‘kesenian rebah’ ini,” jelas Bagus selaku ketua CBR Club Jogja.
Makin sip, mereka juga melengkapi diri dengan logam di knee guard. Jadi, saat rebah, bakal ada percikan api yang menerangi kegelapan malam. Sayangnya, beberapa minggu terakhir ini Jogja selalu langganan diguyur hujan. Itu menyebabkan aktivitas rebah jadi ikut terganggu.
Rebah Konvensional
MOTOR Plus menyambangi tempat mereka kongkow. Biasanya, aktivitas rebah itu geber malam. Tapi batal melulu karena Jogja langganan diguyur hujan. Lebat pulak!
Gak masalah! MOTOR Plus tetap bisa lihat aksi mereka siang hari. Menurut Bagus, gaya mereka rebahan menggunakan model konvensional atau lean body. “Gaya menikung seperti ini biasa digunakan para pembalap MotoGP atau superbike. Gaya menikung ke dalam, keluar mengikuti racing line, gaya pengereman, gaya saat memacu kendaran dengan kencang dan rebahan saat melahap tikungan paling tajam juga kami bikin sama. Jadi gaya ini sangat mengutamakan keseimbangan dan fisik prima. Paling utama nyali. Tapi kadang nyali aja juga nggak cukup! Mau coba?” tanya Bagus sambil senyum. Siapa takut! (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR