“Kalau suspensi belakang, hampir semuanya mengalami karena mobil terlahir sama,” jelas Bagus, mantan ketua AXIC. Makanya setiap member punya cara sendiri dalam meredam masalah ini.
Cara meretas masalah ini lewat beragam cara. Ada yang merujuk ke pengalaman sesama member atau bertanya ke mekanik kepercayaan. “Hasilnya pun beragam dan sangat personal,” ujar Rismansyah dari divisi litbang AXIC.
Cara A sampai Z bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan selera. Mulai dari mengganti produk sokbreker dengan merek lain atau mencomot sok punya mobil lain.
Oprek suspensi lebih advance sampai melakukan penggantian sok depan dan per keong belakang demi bantingan lebih lembut.
Sokbreker gas Tokico E2999 murah meriah |
Dari sekian banyak cara yang sudah pernah dicoba, salah satu cara yang murah meriah alias ‘pahe’ bermodal tak sampai sejuta perak! Cukup ganti sokbreker belakang Tokico tipe gas berkode E2999. Per keong orisinal juga diganti merek APM.
Alasannya sederhana, karena sokbreker belakang aslinya terlahir single action dan konfigurasi per ulir berdiameter besar dengan jarak ulir yang renggang.
Mudah ditebak, saat terjadi pantulan balik (rebound) sekelar proses damping, bodi mobil seperti mental karena sokbreker tak ada yang menahan alias ngelos.
Perkeong asli dan APM memang beda spek, sokbreker depan ikut diganti Kayaba tipe premium |
Meski dimensi per keong buatan APM seharga Rp 500 ribu/pasang ini lebih tinggi seulir, namun tetap empuk karena diameter ulir lebih ramping.
“Konsekuensi dari settingan seperti ini, mobil lebih amblas saat bermuatan penuh,” tutur Rismansyah lagi. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR