OTOMOTIFNET - Kunci kontak diputar posisi start, mestinya mesin mobil menyala, bukan? Tetapi hanya terdengar bunyi cetek.., cetek.., setelah ditunggu beberapa lama dan diulang kembali, barulah berfungsi normal. Wah, kenapa ini? Seperti yang dialami Nana pada Suzuki Aerio 2003 miliknya.
“Voltase ke motor starter kurang,” tegas Atek dari Galeri Alternator, di kawasan H Nawi, Jaksel. Apalagi pada mobil matik. Lantas, mesti apa?
TRIGGER TAMBAHAN
Menurut Atek, pada rumah kunci kontak terdapat beberapa konektor. “Ketika kunci diputar, maka akan terhubung, ke batere (aki), kemudian ke motor starter ketika akan menghidupkan mesin,” ungkap lelaki berkacamata itu.
Pada saat mobil masih baru, semua konektor itu dalam kondisi sempurna, belum lagi kabel penghantarnya pun masih bagus. Tetapi karena pemakaian berulang-ulang, konektor-konektor itu pun aus. Ketika sudah aus inilah, gejala-gejala susah hidup itu terjadi.
Paling memusingkan ketika tunggangan tersebut bertransmisi matik, peran motor starter sangat penting, karena tidak bisa dihidupkan paksa dengan didorong. Caranya sama saja dengan mobil manual, tetapi sebaiknya tidak boleh bypass langsung kabelnya kata Atek.
Gbr 1 | Gbr 2 |
Gbr 3 | Gbr 4 |
Jadi, pada mobil matik ada korelasi antara kunci kontak dan transmisi, hanya bisa hidup pada posisi P dan N saja. “Bisa saja memasang relay tambahan langsung, tetapi berbahaya, nanti mesin bisa menyala padahal posisi pada D,” katanya.
Nah, relay itu dipasang di mana? Jalurnya tetap mengambil pada rumah kunci kontak, lalu kabel positif alias setrum (86) diambil dari rumah kunci starter, yaitu ketika kunci diputar untuk menghidupkan mesin.
Sementara jalur positif konstan diambil dari aki (85) (gbr.1), kemudian, kabel lainnya dihubungkan pada negatif (87) serta ke kutub positif motor starter (86) (gbr.2). Posisikan relay pada tempat yang mudah dijangkau, agar gampang pada saat menggantinya, misal di dekat dudukan aki (gbr.3).
Ketika semua sudah terpasang, coba beberapa kali, tentunya akan langsung mudah dihidupkan. Tentunya masih tetap dengan posisi tuas persneling pada P atau N (gbr.4). “Karena jalur aslinya tidak diubah, maka kondisinya tetap sama,” terang Atek. Jadi, jika pada posisi lain, seperti R atau D, mesin tidak akan bisa dihidupkan.
Penulis/Foto: Ben / Reza
Editor | : | Editor |
KOMENTAR