OTOMOTIFNET - Seperti manusia yang harus menghadapi penyakit-penyakit berbahaya yang menjadi penyebab utama kematian, mobil juga harus dihindari dari problem mesin yang bisa menyebabkan kerusakan fatal.
Kerusakan mesin tentu tidak diinginkan oleh setiap pemilik kendaraan. Namun ada beberapa kerusakan mesin yang dapat berakibat fatal dalam sekejap. Efeknya jelas, Anda akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit akibat kerusakan yang terjadi. Baik untuk membeli spare part maupun ongkos kerja mekanik.
Hasil penyelidikan kami menunjukkan bahwa ada lima problem yang mampu menyebabkan kerusakan fatal pada mesin ini. Tapi jangan juga ini membuat kita jadi ketakutan tanpa alasan yang jelas. Bila Anda teliti dan mampu mengetahui ciri-ciri atau fungsi dari komponen penting di mesin tersebut, kerusakan ini dapat diminimalkan. Untuk itu, perlu tindakan preventif sebelum hal itu terjadi.
Apa saja jenis kerusakan itu dan bagaimanakah tindakan preventifnya?
1. Timing belt
Fungsi timing belt adalah sebagai penyelaras putaran kruk as dan katup sehingga keduanya tidak berbenturan. Jadi akan fatal akibatnya bila belt yang menghubungkan kedua mekanisme ini putus secara tiba-tiba. Kerusakan komponen jelas tak terelakkan lantaran piston akan menumbuk katup yang berada dalam posisi membuka.
Bila hal ini terjadi dalam putaran mesin tinggi, bukan tidak mungkin blok mesin bisa menjadi pecah akibat benturan berkali-kali yang terjadi. Namun hal ini dapat diminimalkan bila Anda selaku pengendara langsung mengetahui kerusakan yang terjadi sehingga mesin tak dicoba lagi untuk distart.
Mesin dengan perbandingan kompresi rendah, dan mesin yang dilengkapi turbocharger atau supercharger cenderung lebih kecil kemungkinannya mengalami kerusakan ini lantaran jarak antara katup dengan piston yang memliliki celah agak jauh ketimbang mesin normally aspirated.
Langkah preventif:
• Ganti timing belt secara berkala sesuai rekomendasi, atau sekitar 25-30 ribu km.
• Percepat penggantian timing belt bila mobil sering melewati jalan macet.
2. Knocking di mesin turbocharger
Tekanan tinggi di ruang bakar pada mesin yang dilengkapi alat pemasok udara paksa seperti turbocharger atau supercharger membuat beban piston menjadi sangat tinggi. Itu sebabnya piston bisa mengalami kerusakan seketika bila mesin sampai mengalami gejala knocking.
Pembakaran dini sebelum waktunya akan membuat piston bergetar hebat dan suhu di ruang bakar meningkat secara drastis. Penyebabnya tentu bermacam-macam, mulai dari kegagalan kinerja cooling system, penyetelan tekanan turbo atau supercharger yang berlebih, hingga kualitas bahan bakar yang tidak sesuai kebutuhan.
Langkah preventif:
• Gunakan bahan bakar berkualitas dengan kadar oktan minimal 95.
• Periksa cooling system secara berkala, termasuk komponen-komponennya seperti kipas elektrik, thermoswitch, dan lain-lain.
Editor | : | Editor |
KOMENTAR