|
OTOMOTIFNET - Berdasar catatan PT Honda Prospect Motor (HPM), Jazz yang juga kerap disapa dengan kode GD3 ini berhenti di angka produksi 89.723 unit. Sebuah angka kesuksekan bagi pionir MPV di masa 2004-2007.
Pada 2005 lahirlah versi mesin VTEC yang mempunyai tenaga lebih besar 23 dk dibanding i-DSI. Tak heran banyak kaum muda yang tergoda memilikinya. Pasaran sekennya bertahan diangka Rp 125-160 juta.
Pilihan trasmisi matik masih mendominasi dengan perbandingan 53:47% (A/T:M/T). Namun namanya mobil seken, ada beberapa hal yang harus dicermati jika Anda berminat memilikinya. Simak yuk!
SERVICE RECORD
Bagai mobil hantu jika tak ada service record dari bengkel resmi. Banyak hal bisa terungkap dari catatan ini. Pada Jazz, paling penting ada catatan pergantian oli matik CVT dan mesin. Jika blank, siap-siap saja ada buntut masalah. Malas ganti oli matik bisa bikin overhaul CVT yang bisa tembus Rp 15 juta.
Selain itu, service record juga bisa melacak angka odometer yang sengaja disetel mundur atau rendah. Padahal jam terbang mobil sudah tinggi.
”Pelaku bisa dipidanakan,” terang AKBP Ferdy Sambo, Kasat V Ranmor Polda Metro Jaya. Silakan hubungi bengkel resmi dan sebutkan pelat nomor mobil untuk tahu catatan ini. Gratis lo!
OLI MATIK CVTF
Oli yang dipakai bukan ATF seperti transmisi matik biasa. Namun tipe CVTF khusus CVT. Jika salah tuang akan sulit pindah gigi dan mempercepat keausan. Apalagi pada CVT terjadi gesekan logam dengan logam, seperti pada rangkaian puli dan belt baja.
Interval pergantian CVTF versi bengkel resmi tiap 20.000 km dan 40.000 km (kuras), Namun beberapa ahli matik menyarankan interval pergantian yang lebih cepat.
“Ada baiknya tiap 5.000 km (ganti) dan 20.000 (kuras),” terang Ricky dari Ricardo matik, Cikokol, Banten. Meski terlihat boros namun bisa bikin life time CVT bertambah.
Penulis/Foto: Anton, Bil / F.Yosi, Anton
Editor | : | Editor |
KOMENTAR