Tidak sekali dua kejadian dengan modus serupa. Pernah Eman dan kawan-kawan yang mengendara Honda Jazz putih dipepet Avanza dengan dengan 6 penumpang yang mengaku aparat dan menuduh membawa narkoba. Terakhir, sepasang kekasih Irman (25) dan Astrid (25), Honda Jazz birunya dipepet Avanza dengan 7 penumpang. Masih mengaku aparat tetapi kali ini mengincar uang tunai!
Irman disekap di sebuah hotel transit di Pulo Mas, sedang Astrid dibawa ke ATM Arion untuk dikuras isinya. Sebelum minta disiapin Rp 30 juta, salah satu dari komplotan ditangkap warga saat Astrid berteriak.
“Trennya sama, menguntit korban yang berkendara malam hari pada jam kecil, memepet, mengaku aparat, menuduh pakai narkoba lalu merampas harta benda. Mereka tak merampas mobil, melainkan menguras ATM atau minta tebusan antara Rp 20 - Rp 30 juta,” ujar AKBP Dian Perri, Kasatreskrim Polres Jakarta Timur.
Pola perampasan yang mengincar uang tunai secara cepat ini di kalangan polisi merupakan tren baru. Sementara mobil yang dirampas dibiarkan saja di suatu tempat.
Tren lainnya komplotan mengaku sebagai aparat kepolisian. Menurut Dian Perri, jangan mudah percaya. “Selain memiliki lencana sebagai reserse atau buser, juga Kartu Tanda Anggota (KTA) dan juga surat tugas yang selalu diperbarui setiap bulan. Masyarakat diminta tak segan untuk menanyakan kartu identitas itu. Itu hak setiap warga negara,” lanjut Dian.
Pria ramah ini mengingatkan untuk tidak keluyuran pada jam-jam kecil antara 02.00 - 04.00 WIB. Karena pada kisaran waktu itu polisi juga mungkin mulai lelah. Di sisi lain, jam kecil itu dimanfaatkan orang yang berniat jahat dengan sasaran mereka yang gemar ke hiburan malam dan mengkonsumsi narkoba.
Sementara itu Prof Dr Adrianus Meliala, kriminolog UI dan juga anggota Kompolnas menyatakan tren pejahat mengaku aparat yang gentayangan pada dini hari itu memanfaatkan situasi yang terjadi.
“Pada jam kecil selepas jam 2 dinihari itu memang jalanan relatif lengang. Nah itu dimanfaatkan komplotan yang ingin mengambil keuntungan sendiri. Makanya kalau dihentikan kendaraan yang tidak jelas, mending enggak usah direspon dan jangan berhenti. Lalu arahkan ke tempat keramaian,” ujar Adrianus.
Soal pada jam kecil patroli polisi mulai berkurang, Adrianus mengharapkan harus dicarikan solusi. “Misalnya dengan pengaturan pembagian waktu yang ketat. Jadi menghindari sekecil mungkin celah dimanfaatkan penjahat. Saya kira sistem itu sudah rapi di kepolisian. Tapi memang rasio jumlah polisi dengan warga sangat tidak ideal,” sebut Adrianus. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR