Membuktikan fakta yang sebenarnya terjadi, investigasi di lapangan dengan melakukan penelusuran mengenai standarisasi takaran SPBU. Yakni dirujuk ke Balai Metrologi DKI Jakarta, tugasnya untuk mengalibrasi dispenser milik SPBU pemerintah maupun swasta asing sesuai dengan peraturan.
Drs. Ir. Dody Murtiwidigdo, M.Si, Kepala Balai Metrologi DKI Jakarta, menjelaskan, saat ini, dispenser yang digunakan oleh SPBU milik pemerintah maupun swasta asing merupakan model terbaru dan sudah computerized. Sehingga memainkan tuas dispenser tidaklah mengurangi jumlah bensin ke tangki kendaraan.
"Sebab volume BBM yang masuk tetap sesuai dengan yang tertera di display dispenser. Memainkan tuas dispenser justru merugikan pihak SPBU, sebab tuas tersebut menjadi cepat rusak," papar Dody.
Klarifikasi juga diberikan oleh PT. Pertamina Persero atas isu negatif yang menjurus pada kecurangan takaran di jaringan SPBU pelat merah itu. Menurut Mochamad Harun, VP Corporate Communication PT. Pertamina Persero, isu itu jelas tak berdasar.
"Handle pada dispenser SPBU Pertamina telah di set sesuai program volume atau besaran jumlah nominal pengisian." jelas Harun.
Nosel pompa SPBU memiliki sensor yang otomatis dapat berhenti apabila akan mencapai jumlah tertentu sesuai program pengisian. "Apabila nozzle pompa BBM berhenti secara otomatis maka angka penunjuk liter di dispenser ikut berhenti dan operator akan langsung menekan kembali nozzle tersebut," ungkapnya.
Dijelaskan juga oleh Harun, SPBU Pertamina terbagi atas tiga kategori yakni silver, gold, dan platinum. Kontrol pelayanan dilakukan cukup ketat mulai dari regulasi teknis hingga aspek pelayanan.
"Pengamanan yang ketat telah menjadi kesadaran para pengelola SPBU. Jikapun terjadi kecurangan maka SPBU tersebut akan ditinggalkan oleh pelanggan. Pertamina memberlakukan sistem kompetisi diantara SPBU, sehingga semuanya berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik untuk merebut pelanggan," ujarnya.
Namun modus-modus kecurangan tidak dipungkirinya masih ditemukan, terutama di daerah-daerah pinggiran kota Jakarta. "Untuk pom bensin Pertamina bersertifikasi "Pasti Pas", dipastikan sesuai standarisasi.
Untuk memastikan kesesuaian takaran, tim kualitas dan kuantitas Pertamina dengan dibantu Dinas Metrologi dan auditor independen, secara rutin melakukan pengecekan dan pengujian di lapangan sebagai perwujudan kami memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen," tambah Harun lagi.
Standardisasi SPBU Pertamina juga serupa yang dijalankan oleh SPBU swasta asing. Total misalnya, tidak mentolelir adanya praktek "nakal" dari Pengelola SPBU Total, semua SPBU dijalankan berdasarkan standardisasi yang telah ditetapkan oleh Total dan wajib dipatuhi oleh Pengelola SPBU.
"Bila SPBU dijalankan tidak sesuai dengan standar maka Total akan melakukan terminasi," terang Rachmat T. Shiddekh, Manager HSEQ PT. Total Oil Indonesia.
Rachmat menjelaskan pula kalau pengawasan berkala ke setiap SPBU Total secara ketat. Akan sangat sulit memanipulasi dispenser, mengingat setelah dilakukan kalibrasi maka dilakukan penyegelan pada metering system di dalam dispenser oleh pihak Metrologi.
"Nilai yang tertera di display harus sama dengan jumlah BBM yang dikeluarkan, hal ini dituangkan dalam konsep Top Service dan Preventive Maintenance," tambahnya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR