“Padahal jika tahu triknya enggak perlu panik. Bisa ganti sendiri sehingga cepat selesai dan bisa segera bergerak melanjutkan pekerjaan,” ungkap Didi Hardianto dari Sentul Safety Driving di Jakarta. Selain itu juga bisa mencegah kemacetan yang akan terjadi akibat posisi mobil yang sedikit menghalangi jalan.
Pabrikan telah merancang agar proses mengganti ban bisa dilakukan semudah mungkin. Sayangnya tidak semua pengemudi bisa melakukannya dengan cara yang benar. Salah satu yang kerap dianggap sebagai penyebabnya adalah letak penyimpanan peralatan dongkrak yang dibuat menyempil untuk menghemat ruang. Namun dampak negatifnya pengemudi merasa asing terhadap benda ini.
Selain itu teknologi ban yang sudah menggunakan tipe tubeless membuat karet bundar ini jarang kempis. Karena meski menginjak paku ban tidak langsung kehabisan angin, tapi masih bisa dipakai jalan sampai ke tukang tambal ban terdekat. “Makanya orang jadi jarang mengganti ban,” tambah Farid, spesialis tambal ban yang buka kios di Jl. Duren Tiga, Jaksel.
Dampaknya baru terasa saat keadaan darurat menerpa seperti yang dialami Roy tadi. Itu sebabnya harus dipahami bagaimana cara mendongkrak yang benar.
Langkah pertama adalah melakukan pengenalan terhadap mobil dengan mengetahui letak dongkrak dan perkakas (tool kit), serta titik-titik penempatan dongkrak. Pelajari juga posisi ban serep dan bagaimana cara membukanya. Hal-hal ini bisa dilihat di Buku Panduan Pemilik Kendaraan. Berikut tahapan saat mengalami pecah ban di jalan.
1. Saat ban tiba-tiba kempis, padahal Anda berada di lalu lintas yang padat, jangan panik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menepikan mobil ke tempat yang aman. Posisikan mobil di bidang yang rata agar tetap seimbang saat diangkat. Kalau di pinggir jalan tol, jika roda kanan yang bocor, posisikan sisi kiri mobil sebagian di rumput. “Sisakan sisi roda yang bocor di aspal untuk pengerjaan. Biar lebih aman,” lanjut Didi.
2. Pastikan posisi rem tangan ditarik dan masukan gigi persneling ke 1. Jika menggunakan mobil matik tuas geser ke P. Atau ganjal ban dengan menggunakan batu agar mobil tidak bergeser.
3. Letakan rambu segitiga peringatan di bagian belakang mobil. Jarak ideal sekitar 20 meter atau langkah.
4. Siapkan dongkrak dan keluarkan ban cadangan. Pastikan kondisi ban serep bagus.
5. Jika ada penumpang lain di dalam mobil sebaiknya turun dan menjauh dari mobil. “Cari posisi yang aman dari lalu-lalang kendaraan,” tambah Didi.
Tarik tuas rem tangan untuk mencegah mobil bergerak.
7. Cari titik tumpu yang tepat di beberapa bagian mobil. Selama ini mendongkrak identik dengan mengangkat mobil dengan tumpuan di bagian kolong. Namun, beberapa jenis mobil menempatkan titik tumpu di posisi yang mudah dijangkau.
Misalnya di rangka bodi bawah. Hal ini biasanya diterapkan pada mobil-mobil ber-ground clearance rendah seperti sedan. Sehingga pengemudi tidak perlu ngolong untuk mendongkrak mobil. “Titik tumpu semacam ini pun ada beberapa macam, bisa berupa 4 titik khusus atau di sepanjang garis frame body kanan-kiri,” ujar Iwan Abdurahman, Section Head Technic Services Division Training Toyota Astra Motor.
Khusus mobil-mobil buatan Eropa biasanya sudah tersedia lubang untuk memasukkan batang dongkrak ke rangka mobil.
Untuk mobil-mobil konvensional terutama yang menggunakan sasis tangga (ladder frame) dongkrak bisa ditempatkan di lower arm atau tulang sasis.
8. Setelah dongkrak berada di tempatnya naikan hingga menyentuh rangka. Jangan sampai roda terangkat. Lalu kendurkan baut roda. Kemudian baru naikan dongkrak hingga roda terangkat. Ban yang kempis dilepaskan dan letakkan di samping dongkrak di bawah mobil. Fungsinya sebagai pengaman jika dongkrak rubuh. Lantas ganti ban kempis dengan serep. “Saat mengangkat ban jangan dari tengah, tapi bagian luar ban agar lebih ringan,” tambah Didi.
9. Kemudian pasang baut roda tapi jangan langsung dikencangkan. Pengencangan baut baru dilakukan jika roda telah diturunkan dan dongkrak dilepaskan. Lakukan dengan posisi menyilang agar tekanannya rata.
10. Pastikan untuk menaruh kembali peralatan dongkrak pada tempatnya. Hal ini perlu demi mencegah alat-alat itu terlempar ketika mobil sedang berjalan.
Silahkan melanjutkan perjalanan Anda.
Sebagai antisipasi jika dongkrak rubuh.
Secara garis besar, peranti pengangkat beban ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu mekanis dan hidraulis. “Kedua tipe ini yang paling banyak digunakan saat ini,” terang Iwan.
Dongkrak mekanis menggunakan drat seperti baut untuk menaikan dan menurunkannya. Produk ini juga sering disebut dengan dongkrak gunting. Jika dalam keadaan terlipat, bentuknya jadi lebih ringkas sehingga mudah untuk disimpan. Beratnya pun relatif ringan.
Sementara dongkrak hidraulis mengaplikasi sistem fluida dalam memberi tekanan. Itu pun terbagi lagi, ada yang jenis botol dan buaya. Dongkrak buaya memiliki performa keseluruhan yang lebih baik. Namun bobotnya berat dan ukurannya besar sehingga kurang praktis untuk ditaruh di bagasi.
Perlu diperhatikan pula kondisi dongkrak secara berkala. Bisa jadi karena umur, mengalami kebocoran sehingga saat tuas diungkit dongkrak tidak berfungsi. Jangan sampai saat dibutuhkan malah tidak bisa dipakai. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR