Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Pengawasan Jalan Pakai Kamera, Lantas Apa?

billy - Rabu, 28 September 2011 | 10:01 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption
 
JAKARTA - Bukan karena terjadi kasus kecelakaan yang menimpa penyanyi Saipul Jamil di ruas tol Cipularang, kalau kemudian sepanjang ruas itu dipasang peranti CCTV (Closed Circuit Television) sejak sebulan lalu. Namun sepanjang ruas yang menghubungkan Jakarta – Bandung itu dijadikan proyek percontohan sistem lalu lintas nasional di era Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.

Namun diharapkan peranti yang akan dipakai untuk Electronic Law Traffic Management (ELTE) dan merupakan bantuan (baca : pinjaman) Bank Dunia ini bisa rawat dengan baik dan diberdayakan secara maksimal.

PILOT PROJECT
Kamera-kamera CCTV dan segala perangkat pendukungnya itu telah terpasang sebulan sebelum Lebaran lalu. Peranti yang mampu mendeteksi kecepatan maksimal kendaraan dan pergerakan kendaraan melalui sistem ‘tembakan’ pada pelat nomor polisi mobil itu dipasang di depan kantor Korps Lantas Polri di Jalan MT Haryono, Jakarta hingga tol Padalarang, Bandung.

“Jadi peranti dipasang melewati mulai Jl. MT Haryono, tol Cikampek hingga tol Cipularang di Padalarang. Ini sekaligus akan berfungsi sebagai ELTE seperti yang masih diujicobakan di Jalan Thamrin itu. Meski hampir sama, namun teknologinya pasti ada perbedaan serta lebih mahal secara pembiayaan karena ruas yang dicapai hingga ratusan kilometer,” ujar Brigjen Pol. Drs. Didik Purnomo, MSi, Wakil Kepala Korps Lantas Polri.

Maka itu, pihaknya bekerja sama dengan Bank Dunia dalam hal pembiayaan. Karena secara teknologi canggih dan tentu dananya juga besar. Untuk itu pula, Didik menyatakan bahwa sebelum benar-benar diterapkan akan dilakukan ujicoba dulu 2-3 bulan. Ujicoba teknologinya sendiri juga sosialisasi kepada masyarakat pengguna jalan tol.

“Intinya bahwa di ruas tol sepanjang yang dipasang peranti CCTV itu akan diberlakukan ELTE. Yakni pembatasan kecepatan, pelanggaran pada marka jalan, mengambil bahu jalan dan seterusnya. Nanti CCTV yang dipasang itu langsung nge-link ke NTMC (National Traffic Management Center) yang ada di Korps Lantas Polri. Surat tilang akan dikirimkan ke alamat sesuai STNK. Maka itu, ELTE di Cipularang nanti simultan dengan pemberlakuan pajak progresif yang telah diterapkan sejak Januari lalu,” lanjut Didik.

Pada akhirnya pemberlakuan ELTE di Cipularang nantinya ikut membantu dalam usaha mengurangi kecelakaan yang terjadi. Pasalnya, dengan diberlakukannya peraturan itu membuat pengendara lebih tertib dan hati-hati karena pergerakannya diintai kamera dan ancaman sanksi. Sekurangnya, dengan adanya alat pemantau itu bisa membuat efek jera untuk tidak mengemudi dengan ngebut.

“Alat ini sekaligus untuk mendidik masyarakat agar lebih tertib berlalu-lintas sekaligus edukasi secara umum bagaimana harus berperilaku di jalan tol. ELTE di Cipularang ini merupakan yang pertama di Indonesia. Sedang di luar negeri sendiri sudah banyak diberlakukan. Jadi kita tidak ketinggalan dengan luar negeri,” ungkap Didik.

FUNGSI LEBIH
Darmaningtyas, Wakil Masyarakat Transportasi (MTI) Indonesia menanggapi bakal diberlakukannya ELTE di Cipularang dengan pinjaman dana dari Bank Dunia untuk penyediaan infrastruktur, agar lebih serius dalam hal perawatan. “Biasanya, orang kita itu heboh kalau punya mainan baru. Tapi, suka lupa memeliharanya. Padahal biayanya mahal untuk maintenance peralatan CCTV yang dipasang di ruas sepanjang itu,” kata Damaningtyas.


 Peranti CCTV yang mahal harus dirawat dengan baik
Ini menjadi perhatian penting karena melibatkan otoritas keuangan internasional. Kalau ternyata tidak berfungsi seperti yang diharapkan, apalagi karena kurangnya perawatan tentu akan sangat memalukan. “Kalau saya sih punya pemikiran kenapa mesti pinjam bank dunia. Kan bisa minta bantuan PT Jasa Raharja misalnya. Selain ada konteksnya, juga pasti lebih menyinergikan pihak terkait dan mungkin biayanya bisa lebih murah,” lanjut pria asal Yogyakarta ini.

Selain itu, Tyas mengharapkan agar peranti itu tak hanya berfungsi sebagai ELTE melainkan juga menginput data. Misalnya menghitung jumlah kendaraan yang melintas sehingga bisa menjadi data base yang bisa dipakai banyak pihak, dari PT Jasa Marga (dan operator lainnya), Kementerian Pekerjaan Umum hingga Badan Pengelola Jalan Tol.

Namun yang paling utama di mata Tyas, adalah pihak kepolisian dan operator jalan tol dimaksud melakukan sosialisasi yang gencar. Baik melalui media cetak dan televisi. “Jangan tiba-tiba pengendara kaget ketika datang tagihan tilang ke rumah. Hanya karena tidak tahu kalau ruas Cipularang telah diberlakukan ELTE. Sosialisasi ke publik ini sangat penting,” tegas pria kalem ini.

Azas Tigor Nainggolan, pengamat transportasi meminta agar CCTV tidak hanya menjadi alat siaran buat televisi saja. Tetapi benar-benar bisa untuk penegakkan dan penindakan lalu-lintas serta fungsi lainnya yang lebih luas. Percuma anggarannya besar, dari Bank Dunia pula kalau, kalau ini nanti hanya jadi proyek. Jangan utang besar untuk dihambur-hamburkan,” kata Tigor. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa