Konsep sayap belakang tim Mercede GP sendiri sudah dinyatakan legal alias sah oleh Charlie Whiting sebagai delegasi teknis dari FIA (Fédération Internationale de l'Automobile), sebagai badan tertinggi balap mobil dunia. Menurut Whiting, konsep tersebut sah, karena tidak dioperasikan langsung oleh pembalap di mobil, melainkan efek dari aktivasi DRS (Drag Reduction System).
Hal ini dianggap sebagai mis-interpretasi oleh Christian Horner sebagai bos tim Red Bull. Menurut Horner, aktivasi Super F-Duct tetap berasal dari pembalap. “Saya rasa ada salah kaprah pada konsep sayap belakang di Mercede GP. Pembalap tinggal menekan tombol dan sistem tersebut akan otomatis aktif, berarti pembalap tetap berperan dalam aktivasi konsep itu,” protes Horner.
“Saya rasa lima hari kedepan akan ada perdebatan besar pada konsep ini. Banyak tim yang frustasi karena konsep ini sudah dilarang memasuki tahun 2011, namun ternyata masih ada yang memanfaatkannya dengan cara yang berbeda. Hal-hal seperti ini yang harusnya lebih detail dilihat,” lanjut Horner.
Sementara bagi Eric Boullier sebagai bos tim Lotus F1, mereka akan mendiskusikannya secara intensif dengan Charlie Whiting. Menurutnya, mereka hanya ingin pengertian yang lebih adil, agar tidak ada salah paham tentang konsep tersebut.
Alasan yang dikemukakan Horner, cukup masuk akal juga. Apakah ini akan mengubah keputusan FIA pada konsep yang dimiliki tim Mercedes GP? Kita tunggu saja hasilnya. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR