Agar efisien, Semut mengandalkan mesin 2 silinder 340 cc bertenaga 13 dk tersebut dapat memakai bahan bakar gas atau BBM (dual fuel) sebagai generator. Selain itu, ada pula baterai 12V , 48Volt-24AH Accu atau LiPO4. Kedua sumber tenaga dipakai untuk menggerakan dua unit motor listrik yang masing-masing bertenaga 10kW.
Cara kerjanya, pada waktu berjalan, Semut mengambil energi dari baterai. Kemudian baterai diisi oleh MTB pada waktu parkir atau tanpa penumpang (recharging otomatis). Pada waktu jalan macet stop and go memakai energi baterai, kecuali baterai kosong baru diisi oleh MTB.
Desainernya mengklaim, konsumsi BBM Semut sangat rendah, yakni 90 km/liter. Selain itu, emisi atau asap (dipasang reformer plasma untuk menghasilkan gas hidrogen pembakaran lebih sempurna dan efisien. Suara mesin juga lebih lembut karena mengaplikasi motor listrik.
Bahkan, nantinya saat dijual, Semut akan dilengkapi dengan Full Electronic Package (argometer, GPS locator, Komunikasi Digital, anti-collision, fuel consumption computer) Plus Plasma reformer untuk konversi ke hydrogen.
"Dengan seluruh kelengkapan tersebut, kami siap melepas Semut dengan harga Rp 45 jutaan. Dan saat ini kami sangat terbuka bagi investor, atau pemerintah yang siap mengembangkan Semut bersama kami," ungkap Dewa Yuniardi, Kepala Bidang Komersial BKM - PII (Badan Kejuruan Mesin - Persatuan Insinyur Indonesia) (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR