Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Peremajaan Angkutan Massal, Pemerintah Jangan Mudah Keluarin Izin Trayek

billy - Selasa, 5 Juli 2011 | 14:43 WIB
No caption
No credit
No caption


JAKARTA - Eris Mahpud, Direktur Operasional PT Mayasari Bakti tidak hanya mengeluhkan tarif sangat tidak ekonomis pada bus Mayasari dan MGI yang membuat dia tidak memiliki dana untuk melakukan peremajaan busnya. Melainkan pada penataan regulasi yang tumpang tindih antara Dinas Perhubungan dan Direktorat Jenderal Darat Kementerian Perhubungan.

"Kalau soal tarif yang dikontrol pemerintah memang ikut berperan. Namun masalah perizinan trayek yang sangat mudah dikeluarkan baik dari Dinas Perhubungan maupun Dirjen Darat itu masalah krusial bagi kami. Soalnya, ketika kami mengajukan trayek dan kemudian ramai, berarti kan mempermudah keuntungannya dipakai buat peremajaan bus," kata Eris.

Namun mantan pegokart nasional yang kini menggeluti sepeda down hill itu izin trayek begitu mudah dikeluarkan, itu persoalan tersendiri bagi Eris. Misalnya sebuah trayek diisi 10 bus bisa menghasilkan keuntungan memadai. Setelah ditambah 5 unit lagi dari perusahaan bus yang lain, yang terjadi kemudian persaingan yang tidak sehat.

"Memang mungkin tujuannya tidak ada monopoli. Tapi ini berbeda dengan jualan baju misalnya. Perusahaan bus merupakan perusahaan jasa. Yang terjadi kemudian ‘perang di jalanan'. Saling tutup, main sodok-sodokan rebutan ngetem terjadi dan susah dihindari. Karena dengan dikeluarkannya izin trayek yang mudah sementara di sisi lain penumpangnya nggak nambah, penumpang akhirnya hanya sedikit. Mana ada keuntungan ekonomis yang pada akhirnya kami tidak bisa melakukan peremajaan bus," kata putra bungsu almarhum H. Mahfud, pendiri Mayasari Bakti ini.

Pada akhirnya pengusaha bus memilih menjalankan busnya terus menerus. Tujuannya untuk mendapatkan nilai ekonomis. Bagaimana bus tidak hancur karena dijalanin terus, kurang biaya perawatan yang pada akhirnya keselamatan penumpang menjadi terabaikan.

"Dengan setoran menjadi 5 juta dari 10 juta sebelumnya, tentu hal yang sangat merugikan perusahaan. Inginnya, pemerintah tidak dengan mudah mengeluarkan izin trayek. Harus juga mempertimbangkan jumlah bus yang ada," tutur Eris yang tetap bangga karena telah berhasil mempelopori peremajaan bus meski jumlahnya masih sedikit.   (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa