Penjajagan telah dilakukan bersama antara Pengurus Pusat PPMKI (Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia), Jakarta Oldtown Kotaku (JOK) serta Kepala Pemeliharaan Kota Tua pada Senin (24/1).
"Kami sangat ngotot museum atau gallery ini terwujud, karena kita belum punya dan akan sangat bermanfaat untuk kepentingan edukasi anak cucu kita," ujar Ermin Nasution, salah satu kreator.
Miranda Gultom bersama petinggi PPMKI. Cocok atmosfir kota tua |
Ermin menerangkan, bahwa keberadaan museum itu sangat penting dan ‘menguntungkan' semua pihak. Mengingat hingga sekarang belum ada yang secara khusus terbuka untuk umum dan memenuhi harapan banyak orang.
Museum Mobil Sentul, misalnya lebih terkesan sebagai museum pribadi dan kurang terawat. Lalu, Museum Transportasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terlalu luas cakupannya, serta Museum Mobil di Gedung Joeang, Jakarta hanya memajang beberapa mobil mantan Presiden Soekarno.
"Nantinya Auto Gallery Batavia (AGB), demikian saya lebih suka menamai, akan menampung seluruh mobil atau motor kuno milik anggota PPMKI se-Indonesia. Dengan itu berbagai pihak akan tertampung aspirasinya," terang Ermin.
Sehingga bagi pemilik mobil, ada tempat untuk memajang koleksinya, pemerintah daerah DKI juga diuntungkan dengan gedung yang merupakan aset juga terawat, serta anak-anak hingga mahasiswa bisa tahu sejarah otomotif Indonesia.
Pemilik Gallery Mobil Classic di Cikarang ini memang terinsiparasi adanya museum serupa di Amerika Serikat maupun di Eropa. Konsepnya, museum tak hanya sekadar menampung mobil dan motor kuno. Tetapi sebagai tempat wisata yang nyaman.
"Setiap kendaraan dilengkapi diorama dan sejarahnya secara lengkap. Kendaraan juga bisa dihidupkan dan akan mendapat perawatan secara khusus, " lanjut pria bertubuh subur yang memerkirakan sekitar 200 kendaraan milik anggota PPMKI siap mengisi gallery.
Karena itu nantinya selain ada petugas maintenance yang bertugas menghidupkan mesinkendaraan setiap hari, juga ada guider yang bisa memberi penjelasan terhadap kendaraan yang dipajang.
Mobil yang disimpan galeri pribadi bisa dititipkan di AGB |
Kendati begitu, apa yang dilakukan pihaknya bersama-sama pengurus PPMKI lainnya lebih sebagai kegiatan sosial.
Karena kecil rasanya bisa mendapatkan keuntungan secara finansial, bisa break even poin (BEP) sudah sangat bagus. Mengingat menyewa atau membeli gedung di kawasan Kota Tua terhitung sangat mahal dengan perhitungan tanah per meter mencapai Rp 8 juta.
Atmosfir
Kenapa dipilih kawasan Kota Tua menggantikan Rest Area Cibubur seperti rencana semula? Bambang Rus Efendi selaku ketua umum pusat PPMKI ingin agar adanya AGB bisa selaras dengan roh Kota Tua sendiri.
"Keberadaan Kota Tua yang mendapat penanganan khusus sebagai wilayah terlindungi dari Pemda DKI perlu lebih dihidupkan. Termasuk dengan adanya museum atau gallery nantinya. Apalagi di sini selain ada sejumlah bangunan kuno, juga beberapa museum seperti Museum Wayang," kata Bambang.
Pria yang masih suka ikutan balap mobil klasik ini pemilihan lokasi ini sudah tepat. Hanya saja memang belum ditentukan gedung mana yang akan dibeli atau disewa untuk lokasi AGB. Bersama rekan-rekannya pengurus PPMKI masih menimbang gedung mana yang paling available.
"Saya pribadi lebih sreg kalau menyewa gedung dalam jangka panjang misalnya. Tetapi kalau pun harus membeli juga tidak masalah. Karena toh harga tanah tidak akan surut, melainkan bakal terus naik," lanjutnya.
Hartawan ‘Hauke' Setjodiningrat, pemilik gallery mobil klasik dan pengurus PPMKI lainnya melihat kawasan Kota Tua sangat cocok. "Kenapa pilih di sini? Atmosfirnya dapat. Memang perlu pembenahan di sana sini, mengingat gedungnya banyak yang sudah tak terawat," ujar Hauke.
Soal menyumbang mobil untuk dipajang di AGB nantinya, bagi Hauke tidak ada masalah. "Malah senang kalau koleksi mobil saya bisa ada di sini. Karena bisa lebih bermanfaat untuk edukasi bagi publik. Apalagi nantinya akan dikelola secara professional dan bisa membanggakan bagi Indonesia," katanya lagi.
Miranda Inginkan Legalitas
Ketua Jakarta Old Town Kotaku (JOK), Miranda S Goeltom, langsung teriak girang ketika Bambang RE mengenalkan OTOMOTIF ada bersama rombongan yang keliling meninjau gedung kawasan Kota Tua, Senin (24/1).
"Media harus ekspose dong. Kalau nanti museum atau gallery jadi di sini, ekspose media itu penting. Biar diketahui publik," ujar Miranda.
Mantan Deputy Gubernur Bank Indonesia tampak antusias mengantar beberapa pengurus teras PPMKI keluar masuk gedung kuno. Pihaknya hanya memfasilitasi karena konsep gallery yang disampaikan PPMKI senada dengan JOK.
"Hanya saja, memang perlu ada kejelasan soal aspek legalitas. Terutama untuk gedung milik BMUN. Jangan sampai setelah jalan, kemudian ada masalah. Sementara investasinya sudah banyak," katanya.
Toh begitu, Miranda yakin hal itu bisa diatasi dengan duduk bersama. Niat baik harus didukung. Apalagi ini untuk kepentingan publik. Sementara para investor yang terdiri-dari dedengkot PPMKI melakukan semua ini untuk kegiatan sosial. Miranda juga lega karena Gubernur Fauzi Bowo sangat mendukung ide museum otomotif di Kota Tua.
Menurut Candrian Attahiyyat, Ketua Pelaksana Kota Tua bahwa luas wilayah Kota Tua hampir 600 hektar terdiri-dari terdiri-dari 18 gedung milik BMUN yang kosong tidak digunakan dan sisanya milik perorangan.
"Kami menyambut gembira akan adanya museum otomotif karena akan meramaikan khasanah Kota Tua. Semoga bisa segera terwujud," kata Candrian.
Patungan Anggota PPMKI
Meski yang maju para pengurus, namun anggota PPMKI juga boleh ikutan investasi untuk gedung museum otomotif itu. "Prinsipnya, makin banyak yang sharing ya makin bagus. Tapi kami para pengurus memang sangat ngotot gallery ini terwujud," kata Ermin Nasution.
Dengan perhitungan harga tanah di Kota Tua, sekurangnya memang dibutuhkan Rp 8 miliar untuk membeli gedung tua itu. Belum termasuk biaya renovasi, total dibutuhkan sekitar Rp 10 miliar. Tetapi kalau menyewa, bisa lebih murah. Namun intinya, patungan para pengurus dan komunitas mobil kuno telah menyiapkan dana untuk itu.
Ermin lebih suka memakai istilah gallery ketimbang museum. "Di Indonesia, museum itu kesannya tempat menyimpan barang-barang kuno. Kalau Gallery lebih ngepop dan diminati. Makanya nanti akan usul namanya Auto Gallery Batavia," sambung Ermin.(mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR