|
OTOMOTIFNET - Cukup banyak tanggapan pro dan kontra menyikapi penerapan ERP ini. Salah satunya datang dari komunitas atau klub mobil yang kerap melalui jalur-jalur yang bakal dipungut biaya itu.
Contoh Diki Tohari yang salah satu pentolan komunitas Toyota Crowners. Ia menganggap efektivitas ERP malah akan membebani. “ERP kan butuh alat yang dipasang di mobil, otomatis biaya tersebut jadi tanggungan pengunanya,” sebut pria yang juga instruktur safety driving ini. Ia menyebut efektivitas pemakaian ERP bagi pemakai jalan yang punya frekuensi rendah lintasi jalur ‘segitiga emas’.
Selain itu, pria berkacamata ini suduah melihat adanya potensi alat ERP yang dipasang di mobil untuk diutak-atik dalam pengisian ‘pulsa’. “Tidak usah menutup mata, orang Indonesia itu kreatif,” katanya.
Diki yang juga ikut di sejumlah komunitas mobil justru berpandangan kenapa bukan opsi penambahan jalan di Jakarta yang ditempuh oleh pemerintah. Kalaupun antrean kini juga jadi masalah bagi pemakainya, Diki punya usulan untuk memsyarakatkan gerbang tol elektronik yang dikenal E-Toll.
Willy Randias, sekretaris umum NLC (Nissan Livina Club) punya pendapat berbeda. Menurutnya, sistem ERP kurang lebih akan sama dengan jalan tol, dimana bila kita ingin melewati suatu jalan yang ada sistem ERP-nya maka kita harus membayar. “Apabila sistem ERP ini diterapkan di jalan-jalan protokol di Jakarta, saya setuju. Sistem ini melihat akan lebih baik dari sistem 3 in 1 yang ada saat ini.”
Lanjutnya, dengan sistem ERP ini akan banyak orang yang malas membawa kendaraannya karena harus membayar dan diharapakan beralih ke moda transportasi umum.
Dan juga, sistem ini sepertinya akan susah diakalin, tidak seperti 3 in 1 dengan jokinya. Namun penerapan sistem ini juga harus dibarengi dengan pembenahan moda transportasi umum yang kondisinya saat ini jauh dari ideal.
Dari 17 langkah Wapres yang harus di prioritaskan menurut saya adalah sterilisasi jalur busway di semua koridor, penambahan koridor busway dan restrukturisasi angkutan dalam hal bus-bus kecil yang tidak bisa mengakomodir penumpang dan terlalu berjubel dijalanan.
Dari berita yang saya baca, sterilisasi jalur busway berdampak pada peningkatan jumlah penumpang. Dari sini bisa dilihat bahwa masyarakat sebenarnya senang menggunakan moda transportasi umum.
Namun, waktu tempuhnya cepat, karena penumpang akan capek kalau berdiri terlalu lama di busway. “Kalau cepat kan enggak masalah berdiri juga,” yakinnya.
Penulis/Foto: eRIE / Dolok
Editor | : | Editor |
KOMENTAR