Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Toyota Corona Absolute 1993, Nostalgia Besutan Kakak

billy - Jumat, 25 Februari 2011 | 07:10 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Jakarta - Punya kakak yang hobi utak-atik dan akhirnya berkecimpung di jagad modifikasi tanah air memang asyik. Selain bisa ikutan ngoprek, Mochammad Rizqi pun mendapat banyak inspirasi. Seperti besutannya saat ini.

"Gue suka banget Toyota Corona Absolute Opik dulu," tuturnya sembari mengenang andalan Opik, sang kakak, di penghujung tahun 1999-an.

Meski sempat memiliki besutan lain seperti Toyota Starlet, rupanya bayangan Corona Absolute tetap hinggap di benak Rizqi. Pria 24 tahun ini pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika menemukan sebuah 'bahan' di tempat yang tidak disangkanya.

Ternyata, ada sebuah mobil terbengkalai di rumah sang kekasih. Bentuknya cukup mengenaskan karena terjemur sangat lama. Namun kondisi bodinya masih lurus. "Belum lewat 100 ribu km," bilang karyawan Bank BRI di Puri Indah, Jakbar ini. Singkat kata, mobil pun dibayar.

Mengingat kondisi mobil yang tak laik jalan, proyek renovasi dimulai. Bukan perkara sulit mengingat Opik mengelola bengkel modifikasi Lm&T di Kemandoran, Jakbar. Toh, tetap perlu banyak pengerjaan.

"Interior pecah-pecah karena kepanasan. Terus mesin dan suspensi dibangun ulang. Kalau bodi sih tidak ada keropos," papar bungsu dari lima bersaudara ini.


 Rizqi. Corona Absolute besar, nyaman, bertenaga namun tetap irit (kiri). Dasbor dibangun ulang dengan nuansa two tone (kanan).

Beruntung mendapat bodi masih kaleng, tidak perlu banyak reparasi. Jadi, begitu mesin dan kaki-kaki kelar bisa fokus ke tampilan. Salah satunya lampu depan yang bikin pangling.

"Beli langsung dari Amerika," bisik Rizqi. Sekilas mirip lampu Corona, namun kalau diperhatikan lebih mirip lampu Lexus ES3000.

Lampu belakang diremajakan saja, disempurnakan memindahkan nomor polisi ke bagasi. "Seperti Corona Absolute keluaran akhir. Karena Absolute ini plat nomornya ada di bumper," ulas Opik.

Dengan begitu, desain bumper pun bisa dimaksimalkan. Seperti desain diffuser belakang mengadopsi bumper BMW racikan Hammann.

Sementara body kit lebih berkesan elegan. Namun bergaya sporty pun masih kena. Seperti pemakaian pelek A-Tech 18 x 7,5 inci dan ban 215/40R18. "Sebenarnya setting pakai pelek 20 inci, tetapi buat harian lebih pas yang ini," ucap Rizqi.

Fender kena tarik sedikit, plus antisipasi camber -2,75 di belakang. Perlu adaptor lebih tebal sedikit lagi biar bibir pelek rata bibir spatbor. Ngoprek sambil nostalgia? Cihuy! (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa