Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

No Way, Mudik Naik Motor!

Editor - Rabu, 1 September 2010 | 09:00 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Yups! Sudah saatnya kita bilang no way untuk mudik naik motor! Alasannya jelas, angka kecelakaan pemudik motor sangat memprihatinkan dari tahun ke tahun.

Jadi sudah saatnya masyarakat yang masih sayang sama anak, istri dan keluarga mulai beralih untuk melirik sarana transportasi lain yang lebih aman dan nyaman. Atau, ikuti program para pabrikan motor Tanah Air.

1 Hari = 100 Motor

Bayangin aja, berdasar data dari pihak Kepolisian RI dan Departemen Perhubungan RI, kecelakaan pengendara roda motor saat musim mudik Lebaran sangat besar setiap tahunnya.

Contoh musim mudik tahun 2008, terjadi 1.052 kecelakaan, di mana 70%-nya adalah pengendara motor dengan korban tewas ± 800 orang. Sedangkan pada mudik tahun 2009, terdata 1.544 kecelakaan dengan korban meninggal 576 jiwa dan 639 luka berat.

Sementara itu, data di tahun 2007, jumlah motor yang mengalami kecelakaan sebesar 2.123 unit dan tahun 2008 sebanyak 1.649 unit. Untuk tahun 2009 hingga H+4 Lebaran, tercatat terjadi kecelakaan sebanyak 1.052 unit.

Nah, dengan melihat data-data di atas, dalam tiga tahun terakhir rata-rata sekitar 100 motor mengalami kecelakaan setiap hari selama musim mudik Lebaran.

Terhitung dari H-7 sampai H+7 tahun 2008, setiap hari terjadi hampir 100 kecelakaan. Dan bagusnya angkanya terus menurun pada tahun 2009, yakni 96 unit motor per hari yang mengalami kecelakaan.

Artinya, kalau mengikuti alur angka kecelakaan yang terus menurun, diramalkan tahun ini jumlah kecelakaan per hari selama H-7 sampai H+7 juga akan menurun. Tapi jika melihat populasi motor yang makin hari kian meningkat, jelas angka kecelakaan pada saat mudik juga bakal melonjak.


Walaupun sampai ke kampung lebih cepat tapi gak mau dong umur juga lebih sampai?

Ketua Umum MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), Danang Parikesit memrediksi jumlah pemudik dengan motor 6,3 juta orang dari total pemudik yang mencapai 18 juta manusia. Sedangkan tahun lalu, hanya 4,3 jutaan pengendara motor yang melakukan mudik Lebaran.

Apa yang terjadi di lapangan memang seolah sudah menjadi budaya. Di satu sisi, mudik naik motor masih dianggap efisien dari segi materi, walau notabennya lebih melelahkan dibanding naik transportasi umum.

Dengan mengeluarkan uang Rp 50-100 ribu untuk beli bensin, pemudik bisa sampai di kota Cirebon, Yogyakarta, Malang atau Solo. “Pakai motor ngirit. Selain itu kita bisa santai di jalan,” kata Ismunandar yang tiap tahun rutin mudik ke Solo naik motor bersama istrinya.

Hal senada juga diungkapkan Hasan Pratama. Baginya naik motor sudah menjadi pilihan setiap Lebaran tiba. “Memang agak rawan sih, maka itu harus banyak berhenti untuk istirahat!” ucapnya.

Jika melihat kejadian dari data di atas, tentu budaya mudik naik motor sudah gak kooperatif dengan keselamatan. Iya dong! Hanya karena alasan materi, sampai kapan angka kecelakaan terus meningkat?

Kalau alasan lainnya karena lebih cepat sampai dibanding naik kendaraan tranportasi lain? Gak juga! Ingat, potensi kecelakaannya sangat besar, artinya sang pengendara motor malah bisa gak sampai kampung atau malah gak ikut Lebaran.

Naik Truk
Solusinya? Banyak banget! Salah satunya bisa melihat program yang dilakukan beberapa ATPM motor Tanah Air. Sebutlah Yamaha dan Honda yang keduanya adakan program cukup efektif dalam mengurangi kecelakaan motor. Yakni ngangkut motor dengan truk sedang orangnya ‘duduk manis’ di dalam bus.

Untuk Yamaha dilakukan 2 hari (5-6/9) dimana hari pertama, motor dinaikkan truk dan pengendaranya naik bus dengan total 2.000 motor.

“Di hari kedua, baru mudik konvoi seperti biasa tapi disediakan bus untuk penumpangnya seperti anak dan istrinya. Hari ketiga, motor dan pengendara semuanya naik kereta. Ada tiga cara tapi kita lakukan dua hari,” beber Paulus S. Firmanto, GM promotion & motor sport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.

Sedangkan Honda, tahun ini mengalami perubahan dengan penambahan jumlah truk pengangkut motor. Kepala Honda Customer Care Center (HC3) PT Astra Honda Motor, Istiyani Susriyati mengatakan untuk tahun ini Honda menambah jumlah truk jadi 7 unit.

Truk itu bakal mengangkut 350 unit motor. Sedang pemiliknya diangkut dengan 14 bus yang disediakan. Sedang pemudik yang sudah melebihi batas angkut truk, akan tetap naik motor dengan ketentuan khusus yang diberikan dan dipantau oleh Honda. “Yang pasti untuk mudik tahun ini, 1 motor dibatasi maksimal hanya boleh dinaiki oleh 2 orang dewasa,” lanjut Istiyani.

Lebih menarik kan?


Penulis/Foto: Atenx / Salim

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa