Desain
Desainer Yamaha pintar membuat bentuk yang tak terlalu rumit namun enak dipandang. Tangki dengan shroud tampak kekar, dipadu bodi belakang yang tipis membuatnya terlihat ramping.
Sasis aluminiumnya tampak berotot memeluk mesin 3 silinder yang jelas terlihat lekukannya. Lengan ayun ala pisang pun memberi kesan unik.
Bak kopling nongol, sering kena kaki
Fitur & Teknologi
Fitur pertama yang ditawarkan Yamaha adalah mesin 3 silinder yang kompak dan ringan, punya torsi merata khas 3 silinder. Kemudian lagi-lagi demi bobot ringan, sasis dan lengan ayun juga dicetak dari aluminium. Berikutnya suspensi belakang model monocross dan bisa disetel preload dan rebound.
Sedang depan pakai upside down dengan setelan yang sama. Panel instrumennya kendati kecil, tapi full digital dan informasi yang disajikan terbilang lengkap.
Sementara ketika jalan, posisi juga nyaman. Setang model fatbar cukup lebar dengan ujung datar, membuat lengan jadi membuka khas naked bike. Posisi kaki agak ke belakang sehingga membuat pengendara jadi sigap dan terlihat gagah walaupun sedikit condong ke depan.
Asyiknya permukaan jok lebar, sehingga berkendara lama tak lekas panas. Apalagi tangki bagian belakang juga menyempit, sehingga enak dijepit paha. Namun ada catatannya nih, bak kopling yang menonjol ke luar membuat kaki menempel saat berkendara maupun berhenti.
Hasilnya cukup hangat di tulang kering, untung ada pelindungnya dari plastik. Makanya jangan coba-coba pakai celana pendek! Suhu mesin lumayan terasa hangatnya di area lutut saat berkendara, terpantau suhu bisa sampai 106° C saat jalanan macet.
Torsi galak sejak rpm rendah, khas 3 silinder
Sayang suspensinya empuk banget, makanya mesti disetel baik preload maupun rebound-nya, terutama yang belakang. Kalau tidak, saat menikung dalam kecepatan tinggi akan mengayun, bikin enggak pede. Kunci khusus untuk seting suspensi tersedia di dalam tool kit di bawah jok.
Suspensi mesti disetel, keempukan!
Untuk menghidupkan mesin, starternya bukan model pencet tapi geser ke bawah. Ketika menyala akan terdengar agak kasar khas mesin dengan konsep crossplane seperti YZF-R1, di MT-09 dinamakan CP3 karena 3 silinder. Eh iya di atas 4.000 rpm akan terasa sedikit getaran di area kaki.
Uniknya ketika gas digeber, suara knalpot standarnya senyap banget! Lebih keras suara mesinnya. Enggak heran jika di jalan jarang yang tahu kalau ada moge lewat, hehee... Tiap kontak on, power mode akan ada di posisi STD (standard), tampak di panel instrumen sisi tengah tepat di atas angka spidometer. Oh iya, MT-09 ini punya 3 power mode, yaitu A, STD dan B.
Power mode, harian ingin nyaman cukup pakai B
Pemilihan bisa saat berhenti atau jalan, yang penting gas harus menutup, caranya dengan memencet tombol di setang kanan pas bawah starter. Walaupun pada posisi mode STD, ternyata galaknya minta ampun! Ibarat kuda liar, kalau buka gas terlalu besar roda depan pasti loncat-loncat. Dorongan torsi langsung terasa sejak bukaan awal gas khas mesin 3 silinder.
Enggak heran kalau akselerasi dari mesin bertenaga maksimal 113,8 dk/10.000 rpm dan torsi 87,5 Nm/8.500 rpm ini gesit banget, kecepatan 100 km/jam cukup ditempuh 4,1 detik. Sedang jarak 402 meter dilibas hanya 11,8 detik, dan kecepatan yang diraih mencapai 197,6 km/jam! Tak heran enggak sampai 500 meter sudah lebih dari 200 km/jam! Wuuuuzzzz....
Nah kalau belum puas dengan mode STD, pindahkan saja ke A. Ini lebih liar lagi, terlalu responsif deh. Ibarat kuda yang masih liar banget, hehee... Kalau belum terbiasa malah sering overshot atau kebablasan.
Roda depan gampang sekali naik tuh!
Kalau ingin nyaman atau bagi pemula, apalagi sekadar jalan di dalam kota dan sering ketemu macet, lebih baik pakai mode B. Pada mode ini respon mesin jadi lebih smooth walaupun tetap enggak bisa dibilang pelan. Dengan lebih mudah dikendalikan, efeknya badan jadi enggak cepat capai juga.
Oiya, kopling MT-09 termasuk ringan, sehingga walaupun kena macet jari tangan kiri tak lekas pegal. Sementara rem dengan dukungan kaliper radial di depan pakem banget. Dan untung sudah ada ABS, mengerem di jalan basah jadi enggak terlalu khawatir.
Konsumsi Bensin
Mesin berasio kompresi 11,5:1 ini disarankan menenggak bensin beroktan 95. Berapa konsumsinya? Setelah dipakai harian, rata-rata ternyata tertera di layar instrumennya 18,9 km/lt. Tester berbobot 63 kg.
Data Test
0-60 km/j: 2 detik
0-80 km/j: 2,9 detik
0-100 km/j: 4,1 detik
0-100 m: 5,4 detik (@127,7 km/j)
0-201 m: 7,8 detik (@165 km/j)
0-402 m: 11,8 detik (@197,6 km/j)
Konsumsi bensin: 18,9 km/lt
Tester: 173 cm 63 kg
Data Spesifikasi:
Engine type: 3-Cylinder, liquid-cooled, 4-stroke, DOHC 12-valves
Displacement: 847 cc
Bore x stroke: 78 mm x 59,1 mm
Compression ratio: 11,5:1
Maximum power: 113,8 dk@10.000 rpm
Maximum Torque: 87,5 Nm@8.500 rpm
Lubrication system: Wet sump
Clutch Type: Wet, Multiple Disc
Carburettor: Fuel Injection
Ignition system: TCI
Starter system: Electric
Transmission system: Constant Mesh, 6-speed
Final transmission: Chain
Frame: Diamond
Front suspension system: Telescopic forks
Front travel: 137 mm
Caster Angle: 25º
Trail: 103 mm
Rear suspension system:Swingarm, (Link type suspension)
Rear Travel: 130 mm
Front brake: Hydraulic dual disc, Ø 298 mm
Rear brake: Hydraulic single disc, Ø 245 mm
Front tyre: 120/70ZR17M/C (58W) (Tubeless)
Rear tyre: 180/55ZR17M/C (73W) (Tubeless)
P x L x T: 2.075 x 815 x 1.135 mm
Tinggi jok: 815 mm
Wheel base: 1.440 mm
Minimum ground clearance: 135 mm
Wet weight: 191 kg
Fuel tank capacity:14 L
Oil tank capacity: 3,4 L
Pesaing
Kawasaki Z800
Mesin: 4 silinder segaris DOHC 16 klep
Bore x stroke: 71 x 50,9 mm
Kapasitas: 806 cc
Rasio kompresi: 11,9:1
Tenaga maksimal: 111,8 dk/10.200 rpm
Torsi maksimal: 83 Nm/8.000 rpm
Bobot: 229 kg
P x L x T: 2.100 x 800 x 1.050 mm
Wheel base: 1.445 mm
Harga: Rp 210 juta
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR