Ini bisa menjadi jalan keluar atas masalah yang dialami Red Bull setelah menceraikan Renault lantaran performa mesin pabrikan Prancis tersebut ketinggalan dari Mercedes dan Ferrari.
Manajemen Red Bull memang sudah tidak memandang lagi kontrak dengan Renault selama beberapa bulan dan mereka mencari alternatif mesin dari pabrikan lain. Namun ketiadaan pemasok mesin menekan mereka untuk kembali ke Renault sebagai jalan keluar terakhir.
Renault sendiri sudah menyiapkan upgrade mesin mereka dan akan digunakan di Interlagos, Brazil, akhir pekan ini. Renault sendiri tidak masalah jika mereka tidak mensuplai mesin ke Red Bull karena mereka disinyalir kuat akan mengambil alih Lotus.
Sementara itu, Ricciardo mengakui kalau output berupa peningkatan performa akan mengembalikan hubungan kedua pihak.
“Kami belum memutuskan apa yang akan kami lakukan tahun depan. Jadi kami akan melihat sesuatu yang positif di akhir pekan ini dan sesuatu yang dapat kami ambil untuk tahun depan. Kemudian hal tersebut bisa memberi kami pilihan yang baik dan kejelasan atau jawaban ke mana kami akan melangkah,” ujar pembalap Australia ini.
Ia sangat yakin meski hubungan kedua pihak sudah retak, keduanya akan melakukan rekonsiliasi.
“Saya tetap tenang terhadap semua perbincangan. Ketika ada cerita tentang Renault dan Red Bull terjadi konflik, saya hanya melakukan apa yang seharusnya dan selalu mencoba menjaga hubungan baik dengan orang-orang,” lanjutnya.
“Bahkan ketika kami memiliki masalah dengan daya tahan Renault, 9 dari 10 kali bukan salah orang-orang di sini. Apapun yang terjadi tahun depan saya enggak berpikir ada yang terpengaruh atau memudar,” pungkasnya.
Editor | : |
KOMENTAR