Sepang – Vice President HRC (Honda Racing Corporation) Shuhei Nakamoto menyebut Valentino Rossi sebagai pertarung jalanan, penalti 3 point untuk Rossi karena menyebabkan pembalapnya Marc Marquez terjatuh, dianggap tidak adil.
Salah satu petinggi di tim Repsol Honda itu ikutan geram, menyusul insiden jatuhnya Marquez yang seperti ditendang oleh Rossi dalam perebutan posisi tiga di GP Malaysia (25/10).
Shuhei Nakamoto menanggap, penalti 3 point dan membuat Rossi start dari posisi belakang di ronde terakhir GP Valencia, terlalu sedikit. Ia bilang sudah jelas siapa yang harus disalahkan atas skandal yang menyebabkan Marquez terguling keluar trek.
“Jika pembalap saling menghormati satu sama lain, dalam hal ini bertarung dalam kecepatan tinggi, para fans dapat menikmati. Pada hari Minggu (balapan) tidak ada rasa hormat terhadap Marquez,” kata pria asal Jepang itu.
“Saya berpikir Valentino harus memahami posisinya dalam olahraga ini. Jika ia melakukan hal-hal seperti petarung jalanan, maka mengurangi nilai olahraga ini. Ini tidak dapat diterima,” lanjutnya.
Bagaimana dengan keputusan race direction dengan menghukum Rossi di balapan selanjutnya? Nakamoto mencontohkan kasus serupa.
“Di Le Mans (GP Perancis) 2011, Marco Simoncelli dan Dani Pedrosa saling bersentuhan. Dani jatuh. Simoncelli segera mendapat hukuman ride-through,” cerita Namakoto.
“Di Sepang, jelas Valentino melakukannya dengan sengaja, mengapa pengawas lomba tidak ada hukuman ride-through? Kami meragukan manajemen perlombaan. Tetapi meskipun jika kami meragukan keputusan yang benar, kami harus mengormatinya,” tutur Nakamoto.
“Saya akan tanya kepada pengawas lomba tentang keputusan mereka. Simoncelli diberi ride-through penalty di Le Mans, Valentino tiga point penalty, itu tidak adil,” tegasnya. (otosport.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR