Kubu Prasetyo Edi Marsudi keluar dari ruang sidang Munas Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang berlangsung di hotel Borobudur, Jakpus (18/12).
Selain Prasetyo (Pras), Agung Nugroho S.E., Ketua Pengprov IMI Riau, tampil berbicara dengan mengungkapkan motif mengapa kubu lawannya, Sadikin Aksa mengusulkan pemilihan terbuka.
Menariknya lagi, muncul wacana membuat IMI tandingan. Sebab menurut Agung, dari 34 pengprov, pihak Pras sudah mengantongi 20 suara yang berarti cukup untuk mengangkat ketua DPRD DKI Jakarta tersebut sebagai ketua umum PP IMI.
Namun karena pemilihan dibuat terbuka, membuat sebagian yang sudah memberi tanda tangan dukungan kepada Sadikin Aksa tak berani memberi suara kepada Pras.
Munas Panas, Sadikin Aksa Pimpin Ikatan Motor Indonesia 2015-2019
Tak heran ia mengakui Pras adalah ketua IMI yang baru.
“Hari ini kami mengakui bahwa ketua IMI adalah Pak Pras. Kalau tidak, kami akan pecah. Dari 20 pengprov itu akan buat lagi, kita samakan dengan Golkar atau KNPI. Nanti ada dua kubu kalau tidak cepat diakomodir oleh KONI yang mengesahkan,” ulas Agung.
Munas Panas. Prasetyo Edi Marsudi Keluar Dari Sidang Tapi Tidak Mundur
Lalu akan jadi IMI tandingan?
“Ya, kami sudah membuat surat pernyataan dan menyatakan sikap kalau tidak ditanggapi cepat dalam 1 bulan maka kami minta Pak Pras bangun kantor IMI,” lanjutnya.
Apakah itu bukan keputusan yang emosional?
“Tidak. Kita saja belum memilih siapa ketua yang sebenarnya. Kita tadi sudah sepakat 20 pengprov sudah teken bersama di atas bahwa kita menyatakan kalau ini tetap berjalan kita tidak bertanggung jawab atas hasil musda (Munas) ini. Maka mungkin karena ini pecah kami minta Pak Pras bersedia untuk menampung kami supaya kami semua ada wadahnya,” papar Agung.
Editor | : |
KOMENTAR