Jakarta - Suzuki Indomobil Sales (SIS) berniat menghadirkan Suzuki Jimny yang diimpor langsung dari Jepang dalam bentuk CBU. Ada kekhawatiran kalau Suzuki melakukan langkah ini, yakni berapa harga jualnya nanti.
Suzuki Jimny terkenal dengan kesederhanannya. Dengan fitur-fitur yang tak sebanyak dan secanggih SUV premium, namun secara fungsi sangat optimal. Nah, jangan sampai karena diimpor utuh dari Jepang, harganya--bukan fitur dan teknologi--bisa setara mobil-mobil premium. Tak ada yang mau beli.
Namun Suzuki menjanjikan kalau Suzuki Jimny yang dihadirkan dari Jepang tidak akan mengalami ubahan apapun alias sama persis dengan di Jepang, baik fitur dan teknologinya. Tapi harganya sendiri bakal lebih murah, sehingga tak harus sampai beradu harga dengan Jeep Renegade misalnya.
Saat ini Suzuki Jimny yang diimpor langsung dari Jepang dalam bentuk CBU bisa dibeli di Importir Umum (IU), tapi jangan tanya harganya. Kalau bukan super maniak Jimny, anda tidak akan mau beli. Mencapai Rp 500 jutaan!
Mungkin kebanyakan ambil untung, karena kalau melihat harga jual Suzuki Jimny di negara-negara yang measarkannya, tak ada yang sampai Rp 500 jutaan. Tipe Limited terbaru yang dijual di Italia saja harganya hanya Rp 300 juta. Di Inggris harga Suzuki Jimny mulai Rp 234 jutaan sampai Rp 262 juta. Bahkan Australia hanya membanderol Rp 180 juta sampai Rp 200 jutaan, mirip dengan kisaran harga di Jepang sendiri.
Jadi, mobil ini memang bukan kelas premium, karena akan kalah dalam segala hal, karena memang sedari awal Suzuki Jimny bukan diciptakan untuk pasar premium. Justru kesederhanaan dan kepraktisan yang disodorkan Jimny, termasuk harga jualnya yang sederhana dan praktis untuk dibayarkan karena tidak mahal.
Dan akan sangat disayangkan kalau dihadirkan di Indonesia, banderol Suzuki Jimny masuk kategori mobil premium--ya, hanya harga jualnya saja. Tapi prediksinya, Suzuki tidak akan menawarkan harga Suzuki Jimny sekelas mobil premiium. Karena kalau begitu, sudah dari 2013 lalu Suzuki Jimny dipasarkan di Tanah Air.
“Jimny yang kita bawa dari Jepang harganya lebih murah dari IU. Kita jual tidak semahal itu, bahkan jaraknya jauh lebih murah,” kata Head of Product Planning 4W Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra.
Skema tersebut mungkin saja bisa terjadi. Meski tidak bisa memanfaatkan IJEPA karena bukan mobil bermesin diatas 3.000cc, namun Suzuki Jimny yang mengusung mesin 1.3 liter tidak akan dikenakan PPnBM mencapai 125 persen, jadi harga jualnya bisa ditekan.
Selain itu, meski dibawa langsung dari Jepang, tidak mungkin Suzuki tidak melakukan penyesuaian untuk di Indonesia. Setidaknya, penyesuaian kualitas bahan bakar pun bakal jadi pertimbangan. Juga kemungkinan besar fitur-fitur.
Jadi tak perlu terlalu idealis sampai benar-benar plek mengimpor Suzuki Jimny langsung dari Jepang tanpa penyesuaian apapun. Karena demi menekan harga jual beberapa fitur yang dianggap tidak penting untuk Indonesia bisa dihilangkan. Salah satunya, Electronic Stability Control (ESC), juga sensor pengukur tekanan ban, dan fitur 4WD yang ditawarkan secara optional.
Langkah tersebut bisa membuat Suzuki Jimny tak harus masuk kategori mobil premium cuma karena harga jualnya yang tak bisa murah, padahal secara spesifikasi dan fitur bukanlah mobil premium.
Dan sudah menjadi harapan masyarakat juga kalau Suzuki Jimny merupakan mobil yang ringkas dan praktis, berharga terjangkau, juga perawatan murah, tapi tangguh diajak kemana saja. Bukan mobil premium yang berharga mahal.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR