Bogor - Selasa (16/2) menjadi hari bersejarah bagi PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), yang akhirnya meluncurkan generasi terbaru dari Satria F150. “Hari ini di Sirkuit Sentul merupakan world premier bagi All New Satria F150,” buka Giri S. Triatmojo, GM of Strategic & Planning 2W PT SIS.
Semuanya memang serba baru, dan yang paling menarik tentu mesinnya, yang konon performanya dahsyat. “Kami memang konsen ke soal performa,” imbuh Giri. Wah jadi penasaran nih seberapa dahsyat sih? Makanya walaupun first ride, OTOMOTIF langsung mengukur data akselerasi. Apalagi Suzuki mengklaim ini jadi bebek tercepat di kelasnya dalam kondisi standar.
Terbukti kah? Cekidot bro! Oh ya Satria F150 injeksi ini memiliki tiga varian, yakni Standar, BlackFire dan livery MotoGP. Untuk harganya versi standar dibanderol Rp 21,65 juta, sedang BlackFire dan livery MotoGP Rp 21,95 juta OTR Jakarta.
Desain
Mengusung desain bodi yang serba tajam, lihat saja lampu depan yang mirip kepala robot, lalu sayap yang meruncing sampai bodi belakang. Hanya saja desain sayap mungil tambahan di sepatbor belakang dan tonjolan lampu pelat nomor, terlihat merusak keindahan sisi belakang.
Fitur & Teknologi
Lampu LED akhirnya diadopsi juga oleh Suzuki, namun hanya untuk lampu utama. Fitur unggulan berikutnya spidometer sudah full digital dengan info sangat lengkap, termasuk ada gear position dan shift light. Lengkapnya baca halaman 27 mengenai bedah fitur ya.
Berikutnya Satria punya bagasi mungil di atas mesin. Lalu footstep depan yang bisa dilipat. Cakram model bergelombang yang unik. Ada pula one push starter dan shutter key model baru yang membukanya cukup ditekan.
Dari sisi teknologi paling utama telah adopsi pasokan bensin injeksi. Dan untuk pendinginan kini menggunakan radiator. Sistem klep tetap DOHC 4 klep dan bertransmisi 6 speed. Silinder tetap mengandalkan teknologi Suzuki Composite Elektro-cemical Material (SCEM), sehingga kuat tapi tak bisa oversize.
Riding Position & Handling
Jika dirasakan saat duduk ternyata tak beda jauh dengan Satria lama, setang cukup rendah dan posisi footstep tetap di depan. Ah seandainya sudah ganti footstep racing yang letaknya lebih mundur pasti makin mantap digeber di lintasan tuh.
Sasis yang digunakan baru, twinspar dengan besi kotak. Karakternya di lintasan cukup fleksibel. Kombinasinya dengan suspensi teleskopik panjang khas ayam jago dan monosok tanpa link. Redamannya sangat lembut dan rebound terlalu cepat, efeknya saat dipacu kencang dan menikung, laju susah dikendalikan karena hampir keseluruhan terasa goyang, dan paling parah sisi belakang.
Selain suspensi, bisa juga dari ukuran ban yang kurang besar, depan hanya 70/90-17 dan belakang 80/90-17 membalut pelek 1,60x17 dan 1,85x17, sehingga tak mampu meredam performa mesin yang sangat responsif, saat keluar tikungan jika buka gas terlalu cepat maka pantat langsung geal-geol.
Editor | : | Editor |
KOMENTAR