Begitu banyak yang menjual kabel grounding. Sesungguhnya apa manfaat bagi kendaraan standar kalau memasang part tersebut?
Otomotifnet.com- “Secara garis besar, menambah kabel grounding bisa bikin aliran listrik lebih stabil. Otomatis, ECU dapat lebih tepat membaca signal yang masuk, maupun saat mendistribusikannya,” kata Kevin Jayadi dari Kev Garage di Taman Aries, Jakbar.
Berdasarkan pengalaman Kevin, contoh Honda Brio keluaran 2013 yang mengaplikasi kabel grounding, pedal gasnya terasa lebih responsif. Selain itu,lampu jadi lebih terang saat malam hari.
Tapi pemasangan kabel ini ternyata mesti dipilah lagi. “Manfaatnya lebih bisa dirasakan pada kendaraan di bawah 1.400 cc. Itu dikarenakan grounding system dari kendaraan yang di atas 1.500 cc lebih bagus,” jelas Kevin.
“Kabel ground pasti pengaruh ke semua kendaraan. Tapi memang untuk beberapa tipe tertentu, misal Chevrolet Captiva yang pakai ECU keluaran Hitachi atau Ford Everest yang pakai ECU merek Bosch. Terasa kurang efektif,” sambung A Chien, modifikator yang sering dijuluki Dewa Kabel oleh banyak komunitas.
David Iskandar punya pengalaman yang mirip dengan apa yang dibilang Kevin.
“Saat dipasang ke Nissan XTrail anyar, performa mesinnya malah seperti kurang maksimal. Tapi kalau dipasang ke kendaraan yang umur pakainya sudah lebih dari 5 tahun. Baru terasa,” papar owner Xtreme Audio di Meruya Ilir, Jakbar. • (otomotifnet.com)Rio, oct
Pilihan
Kabel ground yang diimpor dari Taiwan, ada yang banderolnya di kisaran Rp 300 ribu. Untuk yang orisinal Jepang, biasanya dihargai sampai Rp 1,5 juta.
“Bedanya hanya pada umur pakainya saja. Kalau yang replika, biasanya hanya bertahan sampai 2 tahun dan produk orisinal sudah pasti lebih dari itu,” ujar Kevin.
Selain yang sudah ada merek seperti HKS atau Pivot, kabel grounding bisa dibikin sendiri. Tentunya enggak bisa pakai kabel dan penempatan yang sembarangan. David menyarankan dengan keras, urusan itu menggunakan spesifikasi kabel 4 AWG (American Wire Gauge).
Serabut tembaga di dalamnya tebal dan banyak, itu yang membuat jenis ini cocok sebagai kabel grounding. “Cari yang kabelnya dari copper. Hambatannya lebih kecil,” wanti A CHien yang workshop-nya di Pasar Segar Citra Otopart Blok KBE05, Kalideres, Jakbar.
Indikasinya mudah kok. Menurut pria langsing ini, kabel yang terbuat dari copper murni, ketika digulung dengan tangan dan dilepas. Kabel akan kembali ke bentuk semula.
Sedang kabel yang dicampur dengan material lain, biasanya enggak balik seperti semula, alias tertekuk-tekuk.
Cara lain mesti melepas sedikit ujung kabel. “Terus serabut kabelnya dibakar saja. Semakin bagus kualitas copper, harusnya tidak akan berubah bentuk. Tetap jadi serabut,” ujar pebengkel yang jadi rujukan banyak klub Kijang Innova.
Posisi Ideal
Penempatannya juga enggak bisa sembarangan. “Minimal ada 5 titik yang bisa dipakai. Yakni dekat alternator, throttle body, blok mesin, kepala silinder dan ECU,” wanti A Chien lagi.
Fungsinya tentu beda-beda, misal yang dekat alternator agar suplai listrik dari alternator dapat maksimal.
“Dari bodi ke kepala silinder untuk menguatkan grounding sensor-sensor yang ada di situ, seperti ECT. Atau kalau di manifold, untuk nambah grounding pada injektor,” urai Kevin.
QMax Nano Boosted Direct Charger
Selain jadi kabel grounding, produk seharga Rp 3,6 juta ini juga diklaim mampu meningkatkan pasokan listrik ke aki.
“Selain dengan nano teknologi, produk ini juga menggunakan bahan-bahan yang berkualitas,” terang Donny Wirjadi, Sales Manager PT Gambaru Multitrada, distributor QMax.
Kabel yang dipakai produk ini sudah menggunakan 4 AWG (+) dan 6 AWG (-) yang dilapis dengan perak. Terminal dan sekring khusus 60A, dilapis emas 24 karat. Selain sebagai grounding, QMax juga bisa bikin pengisian aki lebih cepat. Kabel nano teknologi
yang disambungkan dari kutub positif ke alternator, yang bikin hal tersebut bisa terjadi.
Qmax: 0855-8425097
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR