Jakarta - Euforia mobil baru dengan teknologi entertainment di kabin memberikan tekanan yang signifikan bagi industri aftermaket audio mobil di Indonesia. Meski belum bisa dibilang sunset, namun geliatnya sudah sangat jauh berkurang dibanding 10 tahun silam.
“Bagi pelakunya harus terus berinovasi atau mati,” terang Ayong Jeo, bos Kramat Motor saat bertemu OTOMOTIFNET di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Ayong, hubungan mesra industri perakitan mobil dengan importir aftermarket sudah menurun drastis. Dulu sebelum ada peluncuran model terkini, biasanya industri aftermarket baik itu importir atau distributor selalu diajak berembuk untuk suplay head unit, monitor atau peranti hiburan bahkan GPS.
APM sendiri sekarang sudah mempunyai network dengan negara prinsipalnya sehingga saat mobil dipasarkan sudah dalam kondisi lengkap.
Namun hal ini juga bisa jadi tantangan bagi pelaku aftermarket. Misalnya kalau dulu hanya sebagai importir, sekarang juga harus ikutan kasih masukan ke pabrik peranti audio perkembangan di Indonesia. Bahkan menyiapkan barang yang compatible dengan barang standar di mobil baru tersebut.
“Misalnya kami develop camera 360 derajat agar fit dengan head unit asli mobil,” tambah Ayong yang mengageni KNAV, MTECH, LM audio dan gerai modern Autodio di kawasan Kelapa Gading, Jakut.
Selain itu tidak bisa dipungkiri, model-model peranti audio terbaru juga sangat peka dengan harga. Semakin hari dengan teknologi yang sama harganya bisa jadi lebih murah.
Jika ada terobosan, barulah pasar yang akan merespon. Salah satu produk terkini Kramat Motor berupa prosesor diberi nama LM LVA-4.85 yang cuma dihargai Rp 2,5 juta. Power amplifier yang sekalian dibanderol dengan DSP ini dijanjikan untuk memudahkan penggunaan prosesor untuk peningkatan kualitas audio di dalam kabin.
Koneksi smartphone jadi keunggulan utama, DSP ini bisa diatur dari aplikasi MDA400 di Apple AppStore dan Google Play Store.
Faktor aftersales juga jadi concern di tengah tekanan ini. Konsumen yang kian pintar juga akan rewel dengan kualitas produk yang dibeli. Disini akan terseleksi pebisnis aftermarket yang serius atau tidak.
Kramat Motor malah sudah berstrategi dengan membuat pabrik perakitan di Kelapa Gading beberapa tahun lampau. Selain nanti berguna untuk aftersales juga, divisi ini mempunyai karyawan yang terlatih dan menguasai transfer teknologi. Kelebihan lain sistem perakitan dengan CKD akan mempunyai keunggulan disisi harga dan pajak.
Lahirnya mobil berharga terjangkau seperti LCGC tidak langsung membuat pasar bergairah. Meski butuh komponen hiburan di dalam mobil, tapi tidak diikuti daya beli yang tinggi. Market ini misalnya lebih banyak menyasar seperti head unit monitor low end berharga Rp 1-2 juta saja.
Editor | : | billy |
KOMENTAR