Mengantuk pada saat mengendarai sepeda motor menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Oleh karena itu, Kristiawan Manik bersama dengan 3 temannya menciptakan helm anti kantuk untuk meminimalisasi kecelakaan tersebut.
Lalu, gimana cara kerjanya? Jadi, helm ini dilengkapi dengan detektor denyut nadi yang ditempelkan pada leher pengemudi untuk mengukur detak jantung pengendara permenitnya.
"Menurut pakar kesehatan, orang mengantuk itu detak jantung permenitnya menurun dari normalnya," ujar Kristiawan pada acara Bosch Young Investors Media Briefing di Jakarta (19/8).
Setelah itu, denyut nadi pengendara tadi akan diproses oleh mikro controller yang dilengkapi processor di dalamnya.
Processor tersebut akan mengirimkan data kepada vibrator. Jika denyut nadi pengendara di bawah normal, vibrator akan bergetar secara otomatis.
Vibratornya diletakkan pada bagian atas helm, tepat di atas ubun-ubun. Kenapa d iatas ubun-ubun? Kris mengatakan, menurut pakar kesehatan daerah ubun-ubun adalah yang paling sensitif untuk merangsang dan menyadarkan orang dari rasa kantuk.
"Jadi alat ini kami tanamkan di dalam helm. Gabus helmnya kami lubangi," ucap pria yang biasa dipanggil Kris ini.
Untuk riset helm kantuk dari alumni fakultas teknik Universitas Surabaya ini dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) sebesar Rp 9,5 juta.
"Sampai saat ini masih ada mahasiswa di bawah saya yang meneliti helm anti kantuk ini. Awalnya ada 4 orang yang meneliti helm ini dimulai tahun 2014," ungkap Kris.
Tetapi, perangkat ini masih prototype dan dalam tahap pengembangan, jadi belum bisa diproduksi secara masal.
"Ke depannya alat ini akan dimodifikasi lagi agar lebih praktis dan plug and play. Nantinya akan digunakan dimana dan untuk apa tergantung customer, kami hanya mengikuti saja. Helm ini juga masih dalam proses paten jadi kita tidak bisa mengekspos lebih jauh lagi," kata Kris.
Helm anti kantuk ini juga sudah mendapatkan medali emas pada ajang Innovation & Design Competition 2014 di Universiti Teknologi MARA (UITM) Malaysia yang diikuti oleh 140 tim dari berbagai negara.
Editor | : |
KOMENTAR