Karena memang suka sama yang namanya kecepatan, maka konsep street racing yang diaplikasikan
Jakarta - Aliran street racing selalu terlihat pas ketika diaplikasi ke Honda Brio. Ubahannya yang tidak terkesan berlebihan, namun tetep indah dipandang. Seperti Suhadi yang memiliki Brio Satya keluaran 2014 yang juga kepincut. Aliran ini dipilih karena kegemarannya akan dunia balap. “Karena memang suka sama yang namanya kecepatan,” ungkap Adie Wonk, sapaan akrabnya.
Nuansa racing terlihat dari luar, berkat pelek Enkei RPF1 ring 15 inci dengan lebar 6,5 inci, dilapis ban Accelera ukuran 185/55R15. Namanya tampil ala street racing, tentu bodi harus lebih pendek. Makanya per dipakai kepunyaan Honda Jazz GE8, yang dipotong 1 ulir di keempat sisinya, sedangkan sokbreker masih menggunakan bawaan Brio.
Tapi, Adie tidak mau terlalu pendek dalam memotong per dikarenakan kondisi jalan di sekitar rumah yang tidak memungkinkan. “Jalan di Cilegon sih bagus, tapi di daerah sekitar rumah yang rusak,” jelas pria ramah ini. Masuk ke kabin, lagi-lagi terlihat ubahan agar terkesan racing. Misal jok kini berganti Recaro SR3, ditambah seat belt Sparco 4 titik. Lebih kental lagi, jok belakang dicopot dan dipasang X-bar.
Sayangnya, mesin justru belum mendapat sentuhan, karena terbentur biaya. “Rencana ke depan mau swap engine. Tapi baru rencana, mau nabung dulu,” jelas pria yang bertempat tinggal di Cilegon. Sementara, di ruang mesin baru terpasang strutbar supaya handling lebih nyaman untuk diajak ngebut. Uniknya, strutbar ini merupakan buatannya sendiri yang diberi lebel AW Custom, yang bertempat di daerah Cilegon, Banten.
“Kendalanya paling hanya biaya. Karena part yang dipakai di sini, semuanya plug and play,” tutur pria yang tergabung dalam Brio Project Banten. * TK
Data Modifikasi
Eksterior: Bumper depan Honda Mobilio, front lips custom from AW Custom
Interior: X-bar custom from AW Custom, jok Recaro SR3, Seatbelt Sparco 4 titik, tachometer Auto Gauge
Kaki-kaki: Enkei RPF1 15x8,5 inci, Accelera 185/55R15, per Honda Jazz GE8
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR