Mobil dengan interior berisi 3 baris bangku dari kasta Mini MPV ini merupakan andalan keluarga karena interior yang lebih lega dibanding hatchback. Aditya Rizqi Pratama misalnya, ayah satu anak ini sudah lama doyan MPV untuk digunakan sehari-hari.
Tak mau bertahan dengan tampilan standar, tahapan modifikasi pun dilakoninya setahun belakangan agar bisa mengusir desain kaku yang didapatkan dari dealer. “Sengaja ambil tipe yang paling culun, supaya puas modifikasinya. Karena buat saya yang penting bebas mengaktualisasi selera modifikasi sendiri dan tidak terkesan pasaran,” bilang pelapak telepon selular tipe-tipe lama tersebut.
Hal mendasar yang langsung disentuh adalah sektor eksterior, karena dianggapnya desain standar terlalu tabu untuk dibiarkan apa adanya. Bodi kit penuh diterapkan di semua bagian, baik depan, samping, pun yang menempel di bemper belakang.
Aditya memilih model Impul 2 untuk Grand Livina dari bahan fiber. Untuk pemasangannya dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 juta termasuk biaya pengecatan. Dipilih model bodi kit ini karena tidak perlu banyak penyesuaian.
Metode plug and play selalu menjadi barometer mutlak yang difokuskan agar tidak mengubah kenyamanan berkendara. “Hanya sedikit di-custom di bagian lampu kabut karena sebelumnya tidak ada. Untuk memasangnya hanya perlu melubangi bodi kit depan dan dibuat dudukannya dari pelat tambahan,” jelas pria asal Jakarta ini.
Velg Advanti berdiameter 18 inci juga menjadi pilihan karena menurutnya untuk Grand Livina harus selektif. Agar bisa plug and play, ukuran offset 45 harus menjadi patokannya. Dengan offset 45, bibir pelek akan pas dan sesuai dengan dinding fender sehingga mobil terlihat ganteng tanpa perlu penambahan adaptor atau spacer.
Sebelumnya sempat digunakannya model Vossen berdiameter 17 inci. Namun setelah dicoba velg barunya membuat rongga fender jadi lebih pas. “Awalnya sempat ragu, khawatir kebesaran karena ukuran velg naik 3 inci dari aslinya. Eh, ternyata malah pas karena per sudah saya ganti dengan lowering kit keluaran APM khusus Grand Livina,” tambah Aditya.
Yang sedikit unik adalah pemilihan ban yang berbeda antara depan dan belakang. Walaupun keduanya berukuran sama, 225/40R18 namun ternyata ketebalannya berbeda. Accelera ZR13 di belakang ternyata sedikit lebih tebal dibanding ban depan Achilles 2233.
Karena masih digunakan sehari-hari untuk beraktivitas, Adit tidak terlalu banyak mengambil langkah ekstrem dalam memodifikasinya. “Saya masih sering bolak-balik Jakarta-Bandung. Bahkan kerap membawa keluarga, jadi ubahan harus tetap dibuat nyaman. Dan inilah konfigurasi yang paling pas menurut saya,” kilahnya lagi.
Selain itu Aditya juga menerapkan cutting stiker di beberapa bagian, yaitu cover spion, gril, dan eyelid headlamp. DRL custom pun tidak ketinggalan mempercantik wajah MPV-nya. Saat pemasangan, pria paruh baya ini memanfaatkan jalur lampu depan dengan saklar utama mengikuti switch kunci kontak. Dengan begitu DRL akan langsung menyala saat kunci diputar dalam kondisi on.
Terakhir adalah air scoop aftermarket yang disesuaikan dengan pelek model rally yang dipilihnya. MPV kebanggaannya ini pun seolah menjelma menjadi rally family car.
DATA DRESS UP:
- Body kit Impul 2
- Velg Advanti tipe R 18x8 ET 45 PCD 4x100
- Ban Achilles 2233 225/40R18 (depan), Accelera ZR13 225/40R18 (belakang)
- Lowering kit APM
- Cutting stiker
- Fog lamp aftermarket
- DRL LED custom
- Airscoop aftermarket
- Setir Momo
Workshop
Amadeus Body Kit Bandung, Neon Flex Bandung.
Editor | : | andy |
KOMENTAR