Jakarta - Balap bukanlah hal baru bagi bapak-anak, Dony dan Aldio Oekon. Keduanya sudah lama akrab dengan dunia balap. Untuk balap, Dony, sang ayah justru bermain di dua alam, roda dua dan empat. Keduanya terus bersinergi supaya sama-sama berhasil.
“Semuanya punya kesenangan berbeda. Tapi, memiliki spirit yang sama. Harus bisa berkompetisi dengan baik,” sebut Dony. Pria ramah yang pernah turun dragbike Harley-Davidson itu memberi kesempatan kepada anaknya, Aldio Oekon untuk balapan.
Menurut Dony, kiprah balap mobil anaknya berawal dari dirinya juga. Setelah cukup lama ikut balap turing, ternyata Dio, panggilan Aldio tertarik juga.
“Jadi, gue berhenti dan anak yang lanjutkan,” ungkapnya. Bukan hanya ‘membuka’ jalan dengan menyiapkan mobil bagi Dio, tapi juga memberi tantangan dan dukungan penuh.
Salah satu tantangannya adalah, support penuh jika Dio mampu tembus ke perguruan tinggi negeri. Tantangan yang diberikan tersebut untuk dorongan Dio supaya semakin sukses. Dony mengaku tidak menyebut perguruan tinggi swasta tidak bagus, tapi untuk masuk PTN, harus dengan perjuangan yang lebih.
Sama seperti di balap, kalau mau menang yang harus berjuang keras. “Waktu itu sih terasa berat. Tapi ternyata dari yang daftar, mampu masuk semua. Ini tantangan yang benar-benar bermanfaat. Satu sisi gue bisa masuk perguruan tinggi dan kedua gue bisa menyalurkan hobi balap,” ungkap Dio.
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyebut kalau selalu mendapat tantangan-tantangan seperti itu. Bukannya mundur, tapi terus dihadapi dan berhasil. Dio juga sepakat dengan sang ayah, bahwa pendidikan tetap yang utama.
Menurutnya, dengan pendidikan yang baik akan berdampak juga pada balap. “Dengan pendidikan, melatih kita untuk berpikir juga. Nah, di balap kan juga perlu berpikir, tentang strategi atau lainnya,” tambah Dio yang kesehariannya pakai Audi.
Sang ayah menambahkan pendidikan tetap nomor satu. Hobi mengikuti. • toncil/otomotifnet.com
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR