Buriram - Yamaha Indonesia sampai kini belum mengizinkan media untuk mencoba Aerox 155 VVA, alasannya karena unit versi produksi massal belum tersedia. Yang mengejutkan justru Yamaha Thailand mempersilakan masyarakat umum mencoba, termasuk jurnalis tentunya, padahal unitnya dari di Indonesia.
Momen First Ride Yamaha Aerox 155 VVA didapat saat OTOMOTIF berkunjung ke Thailand. Dan tentu saja enggan melewatkan kesempatan ini. Tapi karena dadakan, maka jangan heran tak pakai safety gear yang biasa dipakai Tester OTOMOTIF.
Bagaimana impresi pertamanya? Simak deh laporannya berikut ini, tentu sambil menunggu unit tes dari Yamaha Indonesia tersedia. (Tim OTOMOTIF)
Spidometer Daya Tarik Utama
Begitu nyemplak, posisi duduknya menegaskan kalau ini skutik sport, karena setangnya rendah dan dek tak menawarkan opsi kaki selonjoran layaknya NMAX. Joknya terbilang lebar, sehingga bokong tertampung maksimal, sedang busanya agak kaku.
Karena yang dicoba seperti S Version di sini, atau yang paling tinggi, maka pakai Smart Key System. Selama anak kunci masuk jangkauan, tinggal tekan kenop kontak maka lambang kunci di spidometer menyala. Selanjutnya puter ke kanan, klik pertama posisi open untuk membuka tangki bensin atau jok. Nah puter ke kanan sekali lagi baru ketemu on.
Sebelum sempat menyalakan mesin, mata langsung terkesima dengan spidometer digital 5,8 incinya, yang pakai warna dasar biru. Oiya kalau versi Indonesia khusus yang R Version (Sport) pakai dasar merah.
Isinya memang lengkap banget, paling atas ada takometer, kiri fuelmeter, tengah spidometer, kanan indikator VVA dan jam, bawah ada tegangan aki, odometer dan tripmeter.
Fitur ini rasanya jadi salah satu daya tarik utama Aerox 155, sepanjang sesi tes yang dilakukan di sirkuit gokart enggak bosan-bosan melihat angka yang ditampilkan! Eye cathcing banget!
Tarikan Nampol
Ketika kenop kontak di posisi on, tinggal pencet starter dan jreng... Mesin menyala dengan suara yang halus, maklum mesin yang berbasis NMAX ini telah mengadopsi teknologi SMG (Smart Motor Generator), mirip ACG andalan Honda.
Karena penasaran dengan akselerasinya, jadi langsung saja main betot gas. Wuih ternyata tarikannya enteng banget! Torsinya di putaran bawah begitu nendang, bikin badan ketarik ke belakang. Terang saja karena punya torsi maksimal 13,8 Nm di putaran mesin 6.250 rpm, cukup besar untuk mesin 155 cc.
Asyiknya tiap takometer menyentuh 6.000 rpm, indikator VVA di spidometer menyala, yang artinya bukaan klep masuk pindah ke lobe kem yang tinggi, yang tentu disertai tarikan yang makin ngacir hingga dapat tenaga maksimal 14,7 dk di 8.000 rpm. Wus-wus banget nih!
Suspensi Sporty
Meliuk-liuk di sirkuit gokart yang beraspal mulus pakai Aerox 155 sangat mengasyikkan, karena karakter sasis dan kaki-kakinya sporti banget, stabil! Daya dukung pertama tentu saja ukuran ban yang sangat lebar, depan 110/80-14M/C 53P dan belakang 140/70-14M/C 62P. Berikutnya tentu dari penggunaan suspensi belakang ganda.
Deknya juga ternyata cukup tinggi, jadi aman ketika menikung kencang. “Dipakai melibas tikungan dengan kecepatan tinggi deknya aman, susah banget untuk kena aspal,” ujar Tester OTOMOTIF.
Namun ada juga sisi negatifnya, rasanya kalau untuk sendirian suspensi belakang gandanya terasa terlalu kaku. Semoga saja versi Indonesia nanti suspensinya kalau dipakai harian melibas jalan rusak enggak keras-keras banget ya!
Ah jadi enggak sabar ingin mengetes versi Indonesia! Halo PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, jangan lama-lama dong!
Berhenti Langsung Mati
Setelah berputar beberapa lap, OTOMOTIF masuk ke pit dan langsung berhenti. Eh ternyata mesin langsung mati dan lampu berlambang A di pojok kanan bawah berkedip, ternyata fitur SSS (Stop & Start System) bekerja karena tombol di setang kanan diaktifkan. Dan begitu gas dibuka otomatis mesin langsung menyala kembali tanpa jeda.
Sistem SSS ini sebenarnya mirip ISS Honda, bedanya di Aerox 155 ini ternyata jika kita punya kebiasaan main betot gas dan berhenti mendadak, atau yang berkarakter agresif maka SSS langsung mematikan mesin saat berhenti tanpa menunggu beberapa detik (zero second).
Namun jika style berkendara santai seperti emak-emak, yang buka gasnya perlahan dan sesaat kemudian mengerem, maka ketika berhenti tak langsung mati, menunggu jeda 5 detik SSS baru mematikan mesin (five second). Lengkapnya tentang SSS ini simak di edisi depan ya!
Data Spesifikasi:
Dimensi
P X L X T: 1.990 X 700 X 1.125 mm
Jarak sumbu roda: 1.350 mm
Jarak terendah ke tanah: 142 mm
Tinggi tempat duduk: 790 mm
Berat isi: 116 kg (AEROX 155VVA – S Version) / 117 kg (AEROX 155VVA – R Version) / 118 kg (AEROX 155VVA)
Kapasitas tangka bensin: 4,6 L
Mesin
Tipe mesin: Liquid cooled 4-stroke, SOHC
Susunan silinder: Single cylinder
Diameter X Langkah : 58 x 58,7 mm
Perbandingan kompresi: 10,5 ± 0,4:1
Volume silinder: 155,1 cc
Daya maksimum: 14,7 dk (11.0 kW)/8.000 rpm
Torsi maksimum: 13,8 Nm/6.250 rpm
Sistem starter: Electric starter
Sistem pelumasan: Wet sump
Kapasitas oli mesin: Total = 1,00 L ; Berkala = 0,90 L
Sistem bahan bakar: Fuel Injection
Tipe kopling: Dry, Centrifugal Automatic
Tipe transmisi: V-belt automatic
Rangka
Tipe rangka: Underbone
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Unit Swing
Tipe ban: Tubeless
Ban depan: 110/80-14M/C 53P
Ban belakang: 140/70-14M/C 62P
Rem depan: Disc brake
Rem belakang: Drum brake
Kelistrikan
Sistem pengapian: TCI
Tipe battery: YTZ7V
Tipe busi: NGK/CPR8EA9
Editor | : |
KOMENTAR