Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Knowledge Bobot Sprung dan Unsprung Saat Seting Motor, di Atas dan di Bawah Suspensi

Parwata - Jumat, 3 Februari 2017 | 10:58 WIB
No caption
No credit
No caption

Bobot sprung yang berat seperti di motor besar, membuat traksi roda ke jalan selalu bagus

Jakarta - Dalam rancang bangun kendaraan termasuk motor, bobot dibagi dalam dua kategori, yaitu sprung dan unsprung. Keduanya berperan besar terhadap karakter dan handling motor. Seperti apa dan bagaimana efeknya pada kendaraan? Bagaimana pula jika dilakukan modifikasi?

Menurut Sarwono Edhi, Technical Service Training Development PT Astra Honda Motor (AHM), bobot sprung adalah bagian dari total massa kendaraan yang didukung di atas suspensi, termasuk di sebagian besar dari berat suspensi itu sendiri.

“Meliputi body, frame, komponen internal, penumpang, dan bagasi, atau dengan kata lain semua massa di atas suspensi,” terangnya.

“Sedang bobot unsprung adalah massa dari suspensi, roda, dan komponen lainnya langsung terhubung atau didukung oleh suspensi atau dengan kata lain semua massa di bawah suspensi,” lanjut pria yang berkantor di Sunter, Jakut ini. Perbandingan kedua bobot ternyata pengaruh besar pada karakter motor.

“Semakin besar rasio antara massa sprung di banding massa unsprung, akan berefek pada pengendalian pada saat melewati jalanan yang bumpy atau berlubang,” papar Edhi.

Maka jangan heran motor yang punya bobot sprung besar, cenderung jadi lebih nyaman dan traksi ke jalan lebih bagus. Lihat saja Honda Goldwing atau sejenisnya yang berat, pasti akan selalu menapak ke aspal.

Sementara motor yang ringan jika lewat jalan bumpy cenderung lebih liar. Namun tentu saja juga dipengaruhi rancangan suspensi. Sementara itu untuk unsprung cenderung sebaliknya, dibikin seringan mungkin.

“Tujuannya untuk meningkatkan pengendalian,” lanjutnya. Ambil contoh penggunaan pelek ringan di All New Honda CBR250RR, ternyata menunjang bagusnya handling. Bobotnya lebih ringan dari milik Supra X125!

“Kalau pakai pelek yang lebih ringan, pergerakan motor juga jadi lebih enteng, changing line lebih ringan di high speed corner, selain itu akselerasi juga jadi lebih cepat,” papar M. Fadli, pemilik dan mentor 43 Racing School.

Sebaliknya jika bobot unsprung diganti lebih berat, misal pakai ban dan pelek yang lebih lebar seperti saat ramai modifikasi low rider, efeknya membuat resonansi suspensi jadi lebih lambat atau kurang responsif. Suspensi jadi terasa kaku!

Makanya jika ada perubahan bobot baik sprung maupun unsprung, misal jika sasis dilakukan pemotongan demi mengurangi berat atau ganti ukuran ban seperti dibahas di atas, sebaiknya dilakukan seting ulang atau penggantian suspensi demi kenyamanan dan pengendalian.

Seperti diungkap Rey Ratukore, pembalap pabrikan Yamaha Indonesia, “Kalau potong sasis agar lebih ringan, biasanya motor jadi enggak balance, jadi harus seting ulang suspensi,” ujarnya.

Jadi kalau ada perubahan bobot di atas atau di bawah suspensi, sebaiknya lakukan seting ulang ya!   (Aant / Otomotifnet.com)

Editor : Parwata

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa