Jakarta - Berhasil menjual 1.473 unit mobil hybrid di Tanah Air sejak 2007, bahkan lebih dari 10 juta unit di seluruh dunia. PT Toyota Astra Motor percaya diri, bahwa teknologi ini yang bakal jadi andalan dan paling efisien, sebagai kendaraan masa depan.
“Sejalan dengan komitmen Toyota yakni Beyond Product, Beyond Technology dan Beyond Services. Toyota akan mengeluarkan produk dengan teknologi terbaik, didukung pelayanan servis terbaik,” papar Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT TAM sesaat sebelum sesi Technology Media Workshop dimulai.
Workshop dengan media ini bertujuan lebih mengenalkan apa saja yang terkandung di teknologi hybrid, sekaligus bagaimana merawatnya. Toyota Indonesia sendiri punya 3 varian hybrid, yakni Alphard, Camry dan Prius.
“Prinsipnya, hybrid adalah mobil dengan 2 penggerak yaitu mesin motor bensin dan motor listrik,” terang Tommy Hermansyah, Product Knowledge PT TAM yang memberikan presentasi awal.
“Keuntungannya, jelas di konsumsi bahan bakar jauh lebih efisien. Lalu minim engine noise dan torsi lebih instan, sebab yang awal bergerak adalah mesin motor listriknya,” sambung Gandhi Ahimsaputra dari Product Knowledge PT TAM.
Walau terlihat ribet dengan segala perangkatnya, namun keuntungan jangka panjang mesin hybrid justru biaya perawatan yang lebih murah.
“Jelas saja, karena mesin motor bakarnya lebih jarang bekerja. Jadi sebenarnya usia pakai seperti oli mesin atau bahkan kampas rem, sebenarnya akan lebih panjang,” ulas Gandhi. Kok bisa, apa hubungannya sama kampas rem ya?
“Sebab mesin hybrid punya teknologi regenerative braking. Jadi dinamonya akan membantu melambatkan laju, walau pedal rem tidak diinjak,” papar pria jangkung ini.
Lalu, apa saja ya lengkapnya teknologi masa depan Toyota ini? * (Rio/otomotifnet.com)
Cara Kerja Hybrid
Dilihat dari cara kerjanya, mesin hybrid terbagi 3, yakni Seri, Paralel dan Seri-Paralel. Seri, seperti ada pada Prius generasi pertama bekerja dengan cara, mesin motor bakarnya dijadikan sumber listrik. Jadi tidak memutar langsung penggerak atau roda.
Nah, yang berfungsi sebagai penggerak tetap motor listriknya. Namun kebutuhan listriknya dipenuhi oleh mesin motor bakarnya. Jadi, kruk asnya hanya memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Sedang pada Paralel sedikit dibalik. “Kali ini mesin motor listriknya hanya sebagai assist atau membantu mesin motor bakar,” urai Gandhi. Jadi, dinamonya tidak mungkin bekerja sendiri untuk memutar roda.
Cara terakhir yakni Seri-Paralel seperti yang ada pada Camry hybrid. Konsep kerjanya adalah, mesin motor bakar dan motor listriknya bisa bekerja bareng, tergantung kebutuhan. “Walau prioritas utamanya adalah mesin motor listrik yang akan diutamakan jadi penggerak,” jelas Hiroyuki Nakamata, Senior Executive Coordinator PT TAM yang menyempatkan hadir.
Bahkan hebatnya di Prius generasi keempat terbaru, yang disebut Plug-In Hybrid. Selain bisa bekerja simultan antara mesin listrik dan motor bakar. Energi listriknya bisa disuplai dari luar, misal melalui soket listrik rumah.
Teknologi Masa Depan Lain
Selain hybrid, Toyota juga mengembangkan teknologi fuel cell sebagai sumber penggerak masa depan. Cara ini sudah diterapkan pada Mirai. Lebih canggihnya lagi, prinsipnya masih tetap andalkan motor listrik sebagai penggerak. Namun sumber listriknya yang berbeda, kali ini pakai hidrogen.
“Nantinya, kombinasi reaksi ketika hidrogen ketemu oksigen, akan menghasilkan listrik. Namun hasil dari reaksi tersebut hanya menghasilkan uap air. Jadi bisa dibilang sistem ini tanpa emisi sama sekali,” ujar Gandhi lagi.
Selain fuel cell, Toyota juga mengembangkan sistem personal mobility, yakni i-Road. Kebetulan, OTOMOTIF pernah mencobanya langsung di Jepang. Kali ini, penggeraknya ada motor listrik murni. Makanya, belum bisa untuk dipakai jarak jauh. Walau mirip motor, namun punya 3 roda dan enggak bakal kehujanan karena punya bodi tertutup.
Teknologi canggihnya adalah active lean. Berbeda dengan motor yang roda depannya berfungsi untuk membelok. i-Road justru menggunakan roda belakang untuk berpindah arah.
Namun, sepasang roda depan akan diatur supaya membentuk sudut tertentu, untuk menjaga kestabilan. Pun ketika ketemu permukaan jalan yang tidak rata. Masing-masing roda akan dijaga supaya bodi tetap sejajar.
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR