Otomotifnet - Suka berpetualang pakai motor sampai ke lokasi terpencil? Kali ini kita kupas test ride lengkap Honda CRF250 Rally versi OTOMOTIF.
Tak hanya tampangnya yang nyeleneh namun keren, sesuai dengan tagline “Find New Horizons”, motor ini asyik banget buat blusukan!
Seperti apa keasyikan menunggangi motor adventure off-road yang dibanderol Rp 62,9 juta (OTR Jakarta) ini? Nih simak hasil test ride OTOMOTIF. Tim OTOMOTIF
Desain
Tampangnya kental banget besutan rally Dakar yang tinggi dan langsing seperti CRF450 Rally. Paling khas dari windshield mungil yang dikombinasi dengan dua lampu asimetris. Posisi keduanya fix, tidak ikut belok setang seperti trail umumnya.
Ciri khas lain dari turunan besutan Dakar terlihat dari mesin yang dikasih selubung. Secara keseluruhan keren ya? Apalagi warnanya khas Honda merah putih biru dan ditambah stiker seperti tim Honda South America di rally Dakar.
Fitur & Teknologi
Fitur andalan utama tentu windshield yang berguna menampik angin dan kotoran dari depan, ukurannya pas untuk mengarahkan angin ke atas kepala. Lampu utama berdesain asimetris dengan LED, pancaran sinarnya putih terang.
Di balik windshield ada spidometer digital yang mirip banget CB500-series. Info yang disajikan cukup sederhana, dari kiri ada fuelmeter, takometer, spidometer, jam, odometer dan tripmeter A dan B. Enggak ada info suhu mesin, hanya lampu.
Fitur andalan berikutnya di sektor kaki-kaki. Depan andalkan upside down 43 mm, sedang belakang pakai lengan ayun aluminium dan monosok berkonstruksi pro-link. Jarak mainnya panjang, depan 250 mm dan belakang 265 mm.
Remnya andalkan cakram di kedua roda, bentuknya keren dan yang depan floating 256 mm, belakang fix 220 mm. Hand guard juga sudah jadi standar, namun hanya plastik lentur. Cukup sih untuk menahan benturan ranting. Di sisi kiri belakang ada kotak untuk penyimpanan tool kit.
Teknologi yang diusung seperti CBR250R, karena mesinnya dari motor sport tersebut. Kepala silinder DOHC 4 klep, pasokan bensin injeksi PGM-FI.
Pendinginan pakai radiator, tapi tak seperti trail kebanyakan yang pakai 2 di kanan dan kiri subframe, CRF250 Rally ini radiatornya hanya satu berada di sisi kiri. Makanya kaki kiri terasa lebih hangat, apalagi saat extra fan menyala.
Riding Position & Handling
Sebagai besutan adventure off-road berbasis trail, wajar jika posturnya sangat jangkung. Tinggi joknya mencapai 895 mm, untuk menaikinya butuh perjuangan saat melangkahkan kaki, biar mudah injak saja footstep sebelah kiri baru melangkah.
Ketika berhasil duduk, otomatis motor langsung memendek amblas karena suspensi sangat empuk. Meski begitu kaki masih jinjit! Padahal postur Tester OTOMOTIF 173 cm 63 kg.
Jadi kalau tinggi badan di bawah 170 cm, dijamin lebih susah lagi naik motor ini. Minimal mesti cari trotoar, hehee... Posisi duduk khas trail, setangnya lebar namun rendah dan sangat dekat dengan jok yang tinggi. Posisi duduk ini bisa fleksibel menyesuikan kontur trek yang dilalui.
Ke depan saat di tanjakan, dan mundur ketika di turunan. Tapi kalau di jalan raya sih tentu satu posisi di tengah. Punya bobot 155 kg, rasanya cukup ringan untuk motor 250 cc, tak heran handling di jalan raya sangat enteng.
Begitu juga saat beradventure off-road, cukup mudah mengendalikannya asalkan jangan berhenti di jalan miring, menapakkan kaki susah karena tinggi, hehee... Kalau sampai roboh lumayan juga mendirikannya kalau sendirian.
Dengan suspensi berjarak main panjang dan empuk, karakternya sangat pas di lintasan off- road, karena membuat bodi motor diam yang mengayun hanya kaki-kaki, sehingga ban selalu menapak ke tanah dan rider lebih nyaman. Traksi ban IRC Trail juga cukup baik.
Beda cerita jika di jalan raya, ayunan suspensi belakang berlebihan apalagi saat melibas aspal bergelombang atau digas spontan saat keluar tikungan, jadi limbung.
Sedang suspensi depan cenderung lebih diam, hanya saja kalau belum biasa akan kaget ketika mengerem, langsung menukik tajam! Sementara jika jalan berboncengan justru cenderung lebih stabil, karena jarak main suspensi memendek.
Oiya ban model kembang tahu di jalan raya juga kurang nyaman, buat belok jadi serasa meleyot. Jadi CRF250 Rally ini memang lebih asyik buat main tanah!
Performa
Karakter mesin 1 silinder dengan bore x stroke 76 x 55 mm yang diturunkan dari CBR250R sangat cocok untuk beroff-road. Lantaran bertorsi besar sejak putaran rendah, maksimalnya 22,6 Nm yang diraih hanya di 6.750 rpm.
Jadi saat menanjak tinggal posisikan di gigi rendah lalu gas perlahan, secara santai motor akan menanjak tanpa perlu slip kopling, rileks banget!
Meski begitu mesin dengan rasio kompresi 10,7:1 ini tetap bertenaga di putaran atas, namun jangan dibandingkan dengan CBR250R, CRF250 Rally ini yang tenaga maksimalnya 24,4 dk di 8.500 rpm karakter mesinnya cenderung lebih smooth, maklum memang bukan buat ngebut ya!
Jadi jangan heran jika catatan waktu akselerasinya juga biasa saja untuk motor 250 cc, sebagai contoh kecepatan 100 km/jam diraih dalam waktu 10,3 detik. Lalu jarak 0-201 meter butuh waktu 10,7 detik. Data lengkapnya lihat tabel.
Konsumsi Bensin
OTOMOTIF mengetes CRF250 Rally ke berbagai jalan, dari aspal mulus macet dan lancar di seputaran Jakarta, sampai main off-road di kawasan Serpong, Tangsel. Setelah diukur dengan metode full to full, ternyata konsumsi bensinnya 26,7 km/lt. Cukup irit untuk besutan 250 cc.
Data pengetesan:
0-60 km/j: 3,8 detik
0-80 km/j: 5,9 detik
0-100 km/j: 10,3 detik
0-100 m: 6,8 detik (@85,3 km/j)
0-201 m: 10,7 detik (@101,9 km/j)
0-402 m: 17,2 detik (@117,5 km/j)
Konsumsi bensin: 26,7 km/lt
Data spesifikasi:
P x L × T: 2.210 x 900 x 1.425 mm
Jarak rumbu roda: 1.455 mm
Jarak terendah: 270 mm
Tinggi jok: 895 mm
Bobot basah: 155 kg
Caster Angle: 28,1°
Trail: 114 mm
Kapasitas tangki bensin: 10,1 L
Tipe mesin: Liquid-cooled, 4-stroke, Single, DOHC
Bore × Stroke: 76 x 55 mm
Kapasitas: 249,6 cc
Pengabutan: PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
Rasio kompresi: 10,7:1
Transmisi: 6 percepatan
Tenaga maksimal: 24,4 dk (18,2 kW)/8.500 rpm
Torsi maksimal: 22,6 Nm/6.750 rpm
Starter: elektrik
Kopling: Wet multiplate hydraulic
Kapasitas oli: 1,8 L
Tipe sasis: Steel Twin Tube
Suspensi depan: 43 mm Showa inverted fork, 250 mm stroke
Suspensi belakang: Pro-link 265 axle stroke, Showa single tube 40 mm
Rem depan: 256 mm floating wave disc with dual piston caliper
Rem belakang: 220 mm wave disc with single piston caliper
Ban depan: 3.00-21 51P
Ban belakang: 120/80-18M/C 62P
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR