Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Suzuki Ignis GX AMT First Drive Review, Lebih Baik Sih, Tapi…

Fransiscus Rosano - Minggu, 7 Mei 2017 | 14:12 WIB
No caption
No credit
No caption

Masuk ke dalam, jok berbahan fabric terasa sangat empuk mirip Celerio. Sayangnya bila meraba-raba bahannya, memang terasa cukup tipis dan memberi kesan murah. Untungnya, hal tersebut mudah kami lupakan karena kehadiran pengaturan ketinggian di jok hingga headrest adjustable

Pada posisi terendah, posisi duduknya secara tak biasa terasa sangat rendah untuk sebuah Suzuki. Bandingkan dengan Karimun Wagon R, Celerio, Ertiga bahkan Ciaz, posisi di Ignis terasa jauh menyenangkan. Hanya jangan terlalu senang dulu, karena setir tidak bisa ditarik keluar (tanpa telescopic) dan lingkarnya tak berlapiskan kulit.

No caption
No credit
No caption
Meski diklaim sudah menggunakan generasi AMT selanjutnya, perpindahan gigi masih sangat jauh dibading rasa halus yang diberikan transmisi otomatis konvensional

Masukkan gigi ke D dari N (Ya, tidak ada P), mobil langsung bergerak maju tanpa pedal gas diinjak, meski memang tidak seinstan transmisi torque converter yang benar-benar langsung gelinding cepat ketika dipindahkan ke D.

Hal yang sama juga berlaku ketika dipindahkan ke R. Sayangnya, kami tidak bisa mencoba bagaimana jadinya transmisi AGS ini di kondisi tanjakan karena keterbatasan trek pengujian.

Lanjut, pedal gas kami injak kira-kira setengah dan akselerasi dari mesin K12M berkapasitas 1.197 cc yang dulu dipakai Splash ternyata tidak mengecewakan.

(BACA JUGA: Ini Beda Mesin Suzuki Ignis dengan Splash)

Responsif di tarikan bawah, sama seperti manualnya, so far transmisi AGS 5-percepatan bertingkah sama seperti transmisi otomatis pada umumnya.

Dan tentunya, hal itu berhenti ketika transmisinya masuk ke gigi 2 secara otomatis.

Seperti Karimun Wagon R AGS, yang mengandalkan sebuah aktuator yang diatur dengan motor elektrik untuk memindahkan kopling pada konstruksi transmisi yang sama persis dengan transmisi manual, sangat terasa jeda ‘kosong’ ketika kopling elektrik tersebut sedang beraksi.

Karena pedal gas yang kami injak setengah tadi akselerasinya termasuk cukup baik, jeda ‘kosong’ yang terasa cukup besar dan membuat badan yang tadinya menempel ke jok, sekilas seperti condong ke depan. Untuk anda yang pernah merasakan perpindahan gigi pada transmisi AMT (Peugeoy 206, 2-7, Smart ForTwo, Fiat 500), maka rasa ini jelas tidak asing.

Editor : Fransiscus Rosano
Sumber : OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa