Bahkan berkat bantuan Launch Control, i8 ini berakselerasi lebih cepat dibanding M2 Coupé yang sebelumnya juga kami uji.
Sangat menakjubkan bukan hanya untuk kapasitas mesin dan jumlah silinder setengahnya, namun bahkan di antara kebanyakan sports car lain yang tak lagi terasa instan karena meninggalkan konfigurasi mesin N/A!
Data Tes Akselerasi (Menggunakan RaceLogic dan Launch Control) | |
0-60 km/jam | 2,2 detik |
0-100 km/jam | 4,3 detik |
40-80 km/jam | 1,8 detik |
0-201 m | 8,5 detik |
0-402 m | 12,6 detik |
KONSUMSI
Sejauh lebih dari 300 km, baterai kami charge dengan outlet sekali saja, sisanya selalu diisi ulang dengan mesin bensin ketika habis. Ditambah melewati kemacetan dan diperas performanya, tetap saja konsumsinya mentok di 11,6 km/liter.
Tentu angka ini akan jauh, jauh lebih baik lagi bila baterai tidak pernah di-charge via generator mesin. Juga untuk tidak menggeser stik transmisi ke mode Sport bila tidak dibutuhkan.
Sports car super-irit? Yup.
Data Tes Konsumsi | |
Dalam Kota | 11,5 km/liter |
Konstan 60 km/jam (Sport Mode + Charging) | 14,6 km/liter @ 2.000 rpm 4th |
Konstan 60 km/jam (Sport Mode) | 20,1 km/l @ 2.000 rpm 4th |
Konstan 60 km/jam (eDrive) | 7,63 km/kWh |
Konstan 100 km/jam (Sport Mode) | 16,3 km/liter @ 2.000 rpm 6th |
Konstan 100 km/jam (eDrive) | 4,9 km/kWh |
FITUR
Selain comfort access yang cukup mengantukan Display Key anda ketika masuk ke dalam mobil, layar 10,1 inci high definition dengan controller iDrive + touchpad jadi standar.
Masih ada juga kamera di keempat sisi (sangat langka di BMW Indonesia), Intelligent Safety yang jadi pertama kalinya juga untuk BMW Indonesia, hingga sound system premium Harman Kardon.
Meski untuk Rp 3,5 miliar, masih banyak yang perlu disematkan seperti misalnya pengaturan setir elektrik, jok dengan memori atau auto brake hold.
Namun perlu diingat, i8 adalah model Bavarian paling eksklusif yang anda bisa dapatkan di BMW Indonesia saat ini. Sehingga bila ada yang anda mau, tentunya bisa meng-custom i8 sesuai keinginan.
Baik itu laser headlights, Adaptive Cruise Control atau apapun, cukup sebutkan asalkan sesuai dengan ketebalan rekening anda.
KENYAMANAN & HANDLING
Selain cukup sulit masuk ke dalam, cukup kerasnya bantingan suspensi perlu diperhatikan.
Di mode Comfort dan Eco Pro, feel harsh-nya seperti di dalam M2 Coupé yang memiliki wheelbase lebih pendek, sementara masuk ke mode Sport memberi bantingan ala MINI JCW dalam mode Sport yang akan mengocok perut anda kecuali sedang berada di sirkuit.
Centre of gravity kurang dari 460 mm dari permukaan tanah membuatnya yang terendah dari setiap model BMW lainnya, sekaligus menjelaskan mengapa hampir tak ada body roll ketika menikung sekencang apapun.
Hanya saja, feel setir lebih ramah untuk pengemudian dalam kota karena rasa EPAS dengan Servotronic-nya tidak terlalu natural bila dibandingkan performance model lainnya.
Tetap saja, terasa sangat akurat ketika menikung cepat. Oh iya, ban Bridgestone Potenza yang dikembangkan khusus i8 ini juga masih terasa membawa road noise ke dalam.
Sedikit pengorbanan untuk pandangan iri setiap pejalan kaki maupun pengemudi mobil lain yang selalu menunjuk-nunjuk dan terkagum pada unit yang kami kendarai selama tiga hari ini? Tak masalah!
Lagipula dibandingkan sports car dengan transmisi dual clutch yang terasa aneh di kemacetan dan suara mesin V8 atau V10 yang seakan tak pernah bisa diam akan jauh membuat lebih depresi.
i8? Anda sedang melihat masa depan dari sports car.
Editor | : | Fransiscus Rosano |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR