JAKARTA - Two Wheel Motor Racing (TWMR) selaku promotor utama Asia Road Racing Championship (ARRC) menerbitkan regulasi baru untuk kelas Asia Production 250 (AP250) pada (21/6).
Regulasi ini terkait bobot minimum motor yang ikut serta dalam kejuaraan tersebut.
Uniknya, regulasi ini bukan berdasarkan pada jenis motor atau jumlah silinder, tapi pada merek motor yang diikutsertakan.
Maka setiap motor yang ikut serta di kelas AP250 mempunya bobot minimal yang berbeda.
Padahal sebelumnya, bobot motor ditentukan dari ukuran silinder atau jumlah silinder, bukan merek motor yang diikutsertakan.
Hal ini bisa jadi tidak menguntungkan tim yang pakai Honda CBR250RR seperti Sidrap Honda Ikazubhi, AP Honda, dan Astra Honda Racing Team yang mulai tahun ini menggunakan CBR250RR.
Jika bercermin pada Kejurnas IRS 250, maka IRS lebih karena bobot yang ditimbang bukan hanya motornya, tetapi juga gabung dengan bobot pembalapnya.
Semisal rata-rata pembalap Indonesia yang berkompetisi di Kejurnas IRS 250 memiliki bobot tubuh 55-65 kg, maka bobot motornya hanya berkisar 157 - 167 kg untuk motor 250 cc dengan 2 silinder dan 139 - 149 kg untuk motor 250 cc satu silinder.
Jika regulasi ini akan ditetapkan di seri keempat ARRC yang digelar di sirkuit Sentul, Jawa Barat pada 12-13 Agustus mendatang, bisa dipastikan akan ada perubahan persaingan di kelas menengah ini.
Lalu, apakah dengan berubah regulasi FIM nantinya akan mengubah regulasi di Kejurnas juga?
Kita nantikan kepastiannya. (Otomotifnet.com)
Editor | : | toncil |
KOMENTAR