Bila harga on the road hampir Rp 1,5 miliar tidak masalah, anda akan mendapatkan best of both worlds dengan E Class ini
Jakarta - Kalau ada satu Mercedes yang image-nya tak perlu diragukan lagi, huruf ‘E’ lah yang harus muncul. Sudah ada sejak awal 1950-an, E Class jadi salah satu benchmark sebuah sedan mewah tertua.
Kini dengan kode bodi W213 dan platform MRA (Modular Rear Architecture), wujudnya seperti menghilangkan bentuk kekotakan dari W212 sebelumnya.
Seperti generasi awal E Class, generasi anyar ini pun ditandai lampu depan empat mata, bedanya kini ‘alis’ DRL yang terlihat ada dua pasang dari depan.
Performa & Konsumsi
Masih mempertahankan mesin 4-silinder yang sudah digunakan C-Class dan GLC-Class cukup lama, namun brand Jerman ini mendongkrak lagi tenaganya ke 245 dk. Disambungkan ke transmisi 9G-Tronic, output-nya terasa sangat halus baik dari getaran, maupun suaranya.
Angka 0-100 km/jam sedikit di bawah 7 detik memang tidak impresif, namun masuk ke Sport+ akan memberikan sensasi yang sangat menyenangkan dengan efek instan.
Putaran mesin selalu dijaga di atas 2.500 rpm, sehingga turbo besarnya akan selalu siap untuk menghempaskan kepala anda ke headrest.
Namun mode Comfort jadi favorit kami karena paling sesuai dengan karakter tenang dari E Class. Perpindahan gigi yang banyak dan ekstra-halus membuat turbo lag jarang terasa, sehingga overall drive terasa jauh lebih refine dan tidak menyentak.
Tinggalkan di mode Eco, maka mode Gliding akan mensimulasikan seakan transmisi ada di N ketika pedal gas dilepas di atas kecepatan tinggi untuk mengurangi efek engine brake sehingga semakin menghemat bahan bakar.
Editor | : | Andhika Artawijaya |
KOMENTAR