Jakarta – Ketika Mazda CX-3 dipajang di IIMS 2017 Mei lalu, seorang personel Mazda mengajak kami untuk membandingkan bantingan pintunya.
Satu per satu SUV rival dibuka tutup berulang kali untuk memahami kualitas produk rival. Rata-rata memang masih bersuara kaleng, brakk!
Hingga tiba giliran membanting pintu Mazda CX-3, cukup sekali saja kami sudah mengerti mengapa personel Mazda tadi mengajak kami banting-banting pintu. Blep!
Kembali ke profil, Mazda CX-3 hadir sebagai jawaban untuk orang yang tak ingin beli CX-5 baru, tapi ingin mendapat SUV Mazda dengan harga yang lebih terjangkau.
(BACA JUGA: Teknologi G-Vectoring Control Bikin Manuver Mazda CX-3 Stabil)
(BACA JUGA: Kalau Kayak Begini, Sedan Daihatsu Bisa Libas Honda City dan Toyota Vios)
Meski harganya lebih murah dari Mazda CX-5, tapi CX-3 tetap lebih mahal jika dibandingkan dengan rival sekelasnya seperti Honda CR-V 1.8 dan Mitsubishi Outlander.
Di saat harga kedua rivalnya itu masih di bawah Rp 400 juta, Mazda CX-3 justru dibanderol dengan harga Rp 399 juta untuk tipe Touring dan Rp 459 juta untuk Grand Touring. Kalau mau yang berwarna merah, konsumen harus menambah tiga juta dan itu berlaku di kedua variannya.
Dengah harga yang lebih mahal dari para rivalnya, tentu banyak orang yang kemudian bertanya apakah Mazda CX-3 layak dijual dengan harga tersebut dan apa saja yang diberikannya.
Biar perdebatan soal Mazda CX-3 enggak berkepanjangan, ayo kita bahas satu-satu plus minus dari mobil ini.
| Editor | : |
KOMENTAR