Jakarta - Konsennya lebih ke feeling berkendara selama perjalanan jauh, bukan membandingkan kecepatan dan lainnya Turing merupakan obat mujarab rasa bosan dari aktivitas yang monoton.
Contohnya redaksi OTOMOTIF yang setiap hari berhadapan dengan narasumber dan laptop. Biar fresh, beberapa bulan lalu (7-9/3) diadakan turing ceria!
Tapi tentu enggak sekedar turing, tetap saja disisipi kerjaan, heheee... Sisipan kerjaan itu berupa komparasi motor yang dibawa, yaitu jajaran motor sport 250 cc.
Line up yang ikut cukup lengkap, dari yang pure sport yaitu All New Honda CBR250RR, Kawasaki Ninja 250SL dan KTM RC250.
Yang sport touring ada Kawasaki Ninja 250 dan Yamaha YZF-R25. Lalu sisanya beraliran naked yaitu Yamaha MT-25, Kawasaki Z250, KTM Duke 250.
Berhubung temanya turing ceria, rute yang ditempuh pun enggak terlalu berat, jaraknya hanya sekitar 400 km.
Yang jadi konsen tiap rider pun lebih ke feeling berkendara selama perjalanan, positif dan negatifnya, bukan membandingkan kecepatan dan lainnya.
Mayoritas jalur yang dilalui dari Jakarta menuju Cianjur lewat Bukit Pelangi di kawasan Puncak, lanjut waduk Cirata di Purwakarta yang mayoritas beraspal mulus. Jalur rusak mulai terasa sebelum kota Purwakarta saat menuju waduk Jatiluhur.
Dan pulangnya ketika menuju Loji, Karawang ternyata dapat “bonus”, karena ternyata mayoritas masih off-road!
Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing motor yang kalau ditotal harga semuanya hampir setengah milyar ini? Dan bagaimana keseruannya? (Aant / Otomotifnet.com)
Yamaha YZF-R25
Sport touring andalan Yamaha ini dijoki oleh Dimas “Popo” Pradopo. Menurutnya R25 meski full fairing punya posisi duduk yang masih nyaman untuk turing.
Kendati pakai setang jepit namun masih cukup tegak. Joknya pun dirasa masih empuk dan tangkinya sempit enak dijepit jadi bikin betah.
Sementara power mesinnya lebih dari cukup untuk turing ceria, yang selama perjalanan bisa dibilang santai banget, kecepatan hanya kisaran 60-100 km/jam. Sektor suspensi juga jadi kelebihan utama, “Empuk banget jadi nyaman,” ujar Popo.
“Cuma kalau menikung kencang memang jadi goyang-goyang sih..,” sambungnya.
Kawasaki Ninja 250
Penguasa pasar sport 250 cc ini ditunggangi oleh Haryadi “Iday” Hidayat. Menurutnya Ninja 250 punya posisi duduk yang juga nyaman, karena seperti R25, kendati pakai setang jepit tapi posisinya masih cukup tinggi.
Performa mesin menurutnya paling lembut dibanding dua rivalnya, ditambah bobot paling berat makanya cocok buat “bapak-bapak” yang lebih suka jalan santai. Oiya, suara knalpotnya juga berwibawa.
All New Honda CBR250RR
Yang ini berkarakter pure sport, posisi duduknya nunduk abis! Cocok dijoki Sugianto “Sigit” yang memang masih muda dan karakter bawa motornya agresif.
“Keren sih, tapi buat jalan jauh pegel juga ya, hehee,” kekehnya, iyalah setangnya nunduk banget.
Dari sektor mesin, ini paling powerful makanya ngacir dan paling enggan jalan di belakang.
“Paling suka pakai riding mode Sport+,” ujarnya. Selain itu karakter sasis dan kaki- kakinya paling enak diajak rebah saat kelak-kelok seperti di daerah Puncak.
Kawasaki Ninja 250SL
Konsepnya juga pure sport makanya posisi duduk juga nunduk banget. Secara dimensi ini yang paling mungil dibanding yang lain. “Ramping, tangki dan fairing kecil banget. Handling juga lincah,” kagum Inddi “Otoy”
Anggarawangsa yang kebagian menjoki. Selain kecil menurutnya bobotnya juga terasa enteng banget. Performa mesin 250 cc satu silindernya punya torsi gede banget dari bawah, jadi enggak perlu sering buka gas gede.
“Cuma getarannya di setang mengganggu nih,” keluhnya. Sedang redaman suspensinya masih bisa ditolerir.
KTM RC250
Seperti Ninja 250 SL, KTM RC250 juga konsepnya pure sport dengan mesin 1 silinder. Kelebihan yang ditawarkan menurut Agun yang bawa, pada karakter torsi yang gede banget.
“Selain itu suspensinya juga enak empuk,” puasnya. Sayang unit yang dipakai getaran mesinnya berlebihan. Yang enggak enak buat turing menurutnya posisi duduknya karena nunduk dan setangnya lebar banget.
Maklum cocoknya buat sirkuit, “Pantat, pundak dan pinggang pegal semua, tapi pas libas trek off-road malah enggak, mungkin udah lupa ya, hehe,” kekeh Agun.
Kawasaki Z250
Versi telanjang dari Ninja 250 ditunggangi Agus Salim, menurutnya posisi duduknya lebih santai jadi enggak bikin lekas capai.
Sssttt... padahal sebagai fotografer sepanjang jalan sambil gendong kamera dan monopod loh!
“Performa mesinnya juga enak, lembut tapi berisi,” ujarnya. Dan yang paling enak menurutnya adalah performa ban yang lengket banget ke aspal.
Maklum ini versi limited yang pakai Battlax BT39! Hemm...
Yamaha MT-25
Ditunggangi oleh Fariz Ibrahim yang selama perjalanan memboncengkan videografer Eko Siwi. “Paling enak sih suspensinya," beber Fariz.
"Libas jalan rusak motornya diam hanya roda yang naik turun karena suspensi empuk, nyaman banget deh!” puasnya. “Apalagi performa mesinnya ngisi terus, cocok deh buat turing,” imbuhnya.
KTM Duke 250
Jika versi fairing RC250 gak enak buat turing, beda dengan versi telanjangnya Duke 250. “Ini enak banget diajak jalan jauh,” puas M. “Waluyo” Luthfi yang membawa motor ini.
"Duduknya enggak pegal ditunjang suspensi yang nyaman, apalagi mesin punya torsi besar jadi klop banget deh," sambungnya.
Yang dikritisi selama perjalanan dari Duke 250 justru bukan dari penampilan maupun performa, tapi suara knalpotnya!
“Trung-trung mirip suara bajaj biru, kurang gahar,” komentar Popo.
Harga
Kawasaki Ninja 250 : Rp 59,4-70,1 juta
Yamaha YZF-R25 : Rp 56,2-62,2 juta
All New Honda CBR250RR : Rp 63,525-72 juta
Kawasaki Ninja 250SL : Rp 45,2 juta
KTM RC250 : Rp 48 juta
Kawasaki Z250 : Rp 53,9 juta
Yamaha MT-25 : Rp 47,1 juta
KTM Duke 250 : Rp 44 juta
Konsumsi Bensin Selama Turing
Kawasaki Ninja 250 : 22 km/L
Yamaha YZF-R25 : 24 km/L
All New Honda CBR250RR : 28 km/L
Kawasaki Ninja 250SL : 32 km/L
KTM RC250 : 34 km/L
Kawasaki Z250 : 23 km/L
Yamaha MT-25 : 25 km/L
KTM Duke 250 : 37 km/L
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR