Pembonceng, dalam hal ini wanita, wajib turut andil dan bertangung jawab dalam keseimbangan dan keselarasan bermotor.
Seperti yang dijelaskan Edi Setiadi Putra, analis desain motor dan dosen FSRD ITENAS Bandung.
"Dari sisi keilmuan posisi boncengers terkait dengan beberapa hal seperti antropometri (human dimension), bio-mechanic (ilmu tentang gerak tubuh) dan dan fisiologi (faal psikologi dan penginderaan)."
" Posisi ideal nggak boleh lepas dari semua ini, semata demi alasan safety," tutur Edi Setiadi Putra.
Unsur safety ini wajib syaratnya saat berkendara jauh (turing) ataupun jarak dekat.
Posisi ideal memang haruslah selaras dengan pengendara yang ada di depan.
(BACA JUGA: Salut... Polisi Lalu Lintas Ternyata Bisa Jadi Mekanik Dadakan, Motor Mogok Ngacir Lagi)
Posisi duduk menyamping sangat berbahaya karena gerak tubuh terbatas dan sulit menjaga keseimbangan.
Keselarasan gerak tubuh jadi tidak sinergi.
Dalam kondisi biasa saja tidak nyaman apalagi antisipasi saat ada bahaya.
Atas dasar keamanan dan keselamatan jadi sebaiknya boncenger wanita harus dengan posisi 'cewek nakal' atau ngangkang.
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | Motorplus.gridoto.com |
KOMENTAR