Otomotifnet.com - Nggak usah disebutkan di mana, yang jelas masih ada mitos kalau cewek baik-baik spontan duduk dibonceng nyamping.
Kebalikannya, "cewek badung" bukan baik-baik akan dibonceng ala laki atau ngangkang.
Menengok sejarah, perilaku bonceng menyamping sudah ada dari zaman dulu.
Di era wild west, koboi atau di Eropa misalnya, dahulu cewek naik kuda dengan cara menyamping.
(BACA JUGA: Niat Banget! Bajaj Pulsar Berubah Jadi Kawasaki Ninja H2)
Cara seperti itu diangap feminin, terhormat dan berstatus wanita ningrat.
Tradisi duduk menyamping terus dilestarikan.
Padahal, zaman berganti teknologi berubah.
Faktanya kecepatan motor makin hari lebih kencang dari berkuda.
Alhasil, faktor dan risiko bahaya di motor pun jadi lebih besar.
Selain kecepatannya lebih tinggi, kondisi lalu lintas dan kendala yang dihadapi makin besar.
Motor harus bebas dari masalah gender, mau laki-laki atau wanita semua sama, baik rider maupun boncengers.
Dalam kaidah safety riding, boncenger adalah co-rider.
Nggak bisa diidentikan sebagaimana halnya barang yang pasif.
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | Motorplus.gridoto.com |
KOMENTAR