Menurut pria yang bekerja selama 32 tahun di Kementerian Perindustrian dan sudah pensiun pada 2015 itu, pemerintah punya tiga kebijakan yakni fiskal, moneter, dan administratif.
Ketiganya harus dimainkan untuk mencapai iklim sehat masa depan industri otomotif Indonesia.
“Caranya? Ya harus dicari. Kan ada kebijakan fiskal, ada kebijakan moneter, ada kebijakan administratif."
(BACA JUGA: Ingat Merek Pagoda Pastilles? Nah Ini Hubungannya Sama Kawasaki ER-6n Biru Belang-Belang)
"Nah ketiga ini yang dimiliki pemerintah, tiga-tiganya harus bisa dimainkan agar bisnis yang lama tetap berjalan, bisnis yang baru bisa dimungkinkan,” kata Agus.
Belum jelas atau galau soal teknologi listrik yang belum jelas bikin khawatir pelaku industri dinilai wajar oleh Agus Tjahajana.
“Saya kira begini, itu akan selalu terjadi kegamangan. Jepang saja masih gamang apalagi yang di sini."
"Jadi menurut saya, nanti lama-lama akan mengerucut dan mengkristalisasi karena masih banyak pilihan-pilihan yang masih harus diputuskan,” ucap Agus Tjahajana.
(BACA JUGA: Pajero Sportnya Mogok Terus, Konsumen Gugat Mitsubishi Ke Pengadilan)
IOI yang menjadi kelompok pemikir untuk kemajuan industri otomotif Indonesia dikatakan sedang membuat road map terkait era kendaraan listrik.
Nantinya buah pemikiran itu diserahkan ke pemerintah untuk dijadikan bahan pertimbangan.
“IOI adalah partner. Pemerintah kan boleh dengar dari IOI, dari Gaikindo, kami hanya sebagian kecil dari masyarakat besar otomotif,” pungkas Agus Tjahajana.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fase Gamang Soal Mobil Listrik Dinilai Wajar"
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR