Dengan jarak rumah Fadli yang dekat dengan Sentul, Fadli mendapat dukungan penuh dari keluarga, kerabat, serta tetangga Fadli.
"Setiap aku lewat disorakin, dapat suntikan semangat," kata Fadli.
"Pada saat finis saya harus nyapa mereka, sudah di pinggir itu," sambungnya.
Fadli tidak menyangka dengan posisi itu dirinya bisa ditabrak dengan keras dari belakang.
"Kalau lihat videonya, orang Thailand itu kan dari tengah tiba-tiba ke pinggir, sedangkan saya saat finis sudah tidak ngegas dan tidak ngerem juga saat itu," ungkap pembalap yang biasa memakai nomor 43 ini.
(BACA JUGA: Selain Elektronik, Valentino Rossi Ungkap Masalah Lain di Motornya, Tapi Tetap Bisa Jawab Tantangan)
Fadli sebenarnya juga mengakui bahwa selebrasi di dekat garis finis memang berbahaya juga.
"Setelah kejadian itu selebrasi di dekat garis finis akhirnya dilarang," lanjut Fadli.
Setelah crash, Fadli langsung terlempar dari motornya.
Yang dilihatnya saat itu langsung kakinya.
"Yang dipikiran saya saat itu Tuhan tidak akan ngasih cobaan kalau umatnya tidak sanggup, saya langung lihat kaki dan sudah hancur," jelas Fadli.
"Rasanya sakit banget, yang tidak terasa cuma beberapa detik awal selanjutnya sakit, panas begitu," lanjut Fadli.
Setelah kejadian Fadli langsung dibawa ke rumah sakit.
Sayangnya, dokter ahli sedang libur karena memang sedang hari Minggu.
"Akhirnya dokternya dipanggil dan sampai di rumah sakit jam delapan malam, sudah hampir-hampir meninggal itu karena saya kehilangan banyak darah," jelasnya.
Fadli saat itu hanya bersyukur nyawanya masih bisa tertolong.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR