Otomotifnet.com - PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menghadirkan motor terbaru skutik beroda 12 inci bernama FreeGo Oktober tahun lalu.
Menurut Dyonisius Bety, COO Executive Vice President PT YIMM ini merupakan varian baru, bukan menggantikan varian yang sudah ada.
Dijelaskan oleh Yordan Satriadi, Deputy GM Marketing PT YIMM, FreeGo ini langsung hadir dalam 3 tipe.
“Standar seharga Rp 18,5 juta, S version Rp 19,7 juta dan S Version ABS Rp 22,5 juta,” terangnya.
Bagaimana impresi pertama mengendarainya?
Yuk simak impresi terhadap FreeGo S Version ABS alias yang termahal. Fariz/OTOMOTIF
Dari segi desain yang paling menonjol tentu penggunaan pelek ring 12 inci, ini menjadi motor kedua Yamaha yang beredar di Indonesia dengan pelek 12 inci setelah Filano.
Dengan ukuran 12 inci, memberikan kesan mungil namun tetap gambot karena ukuran bannya cukup lebar, depan 100/90–12 membalut pelek 2.50x12 dan 110/90–12 dengan pelek 2.75x12, kedua bannya sudah tubeless.
Jika melihat bodi depan serta lampu utamanya, mirip Soul GT yang gambot ya?
Apalagi letak lampu ada di paling bawah dengan tameng bodi yang membusung.
Kemudian lampu seinnya ada di bodi kanan dan kiri atau leg shield, mengikuti lekuk bodi sehingga berkesan menyatu.
Sementara bagian belakang justru mengotak, terlihat dari lampu belakang yang mikanya menyambung hingga ke atas sampai bawah behel pegangan pembonceng.
Dan jika diperhatikan dari samping, lekukan bodinya sekilas mirip Lexi.
Kesan terhadap FreeGo memang besar. Secara kasat mata memang ini bukan skutik ramping macam generasi Mio.
Untuk pilihan warna paling banyak ada di tipe standard, ada Matte Black, Metallic Red, Metallic Blue, dan Metallic White.
Untuk tipe S dan S ABS hanya dua warna yaitu Matte Grey dan Matte Red.
Selain itu tulisan FreeGo di tipe standar hanya stiker, tapi di tipe S dan S ABS adalah emblem.
Bagian fitur inilah salah satu sektor yang membuat Yamaha memberikan tagline The Amazing Matic, karena memang bejibun banget.
Mulai dari depan terlihat lampu utamanya yang sudah LED, tapi di kiri dan kanannya terdapat bohlam kecil sebagai lampu senja, termasuk sein dan rem masih bohlam.
Lanjut longok area setang, terdapat spidometer yang sudah digital berlatar biru, ukurannya kompak atau malah kecil sih.
Di sisi kiri ada petunjuk kapasitas bensin dan di kanan ada tingkat penggunaan bensin secara real time, jadi terus berubah-ubah sesuai bukaan gas.
Semakin sedikit baloknya maka cara berkendaranya semakin boros, dan sebaliknya semakin banyak balok maka terbilang efisien.
Lalu ada spidometer di tengah dengan angka paling besar, di bawahnya ada beberapa informasi yang bisa diganti dengan menekan tombol di bawah logo Yamaha.
Isi informasinya ada odometer, trip meter, dan tegangan aki.
Di samping spidometer ini ada rentetan lampu indikator pendukung seperti sein, indikator keyless ketika tidak terdeteksi, indikator SSS, indikator check engine, high beam, dan indikator ABS.
Di bawah setangnya sama sekali tidak ada kompartemen, jadi enggak bisa menaruh botol minum.
Meski begitu tetap ada gantungan barang di tengah kok!
Hal ini karena di sisi kiri jadi lokasi mulut tangki bensin 4,2 liter.
Tangkinya sendiri berada di bawah pijakan kaki pengendara, sehingga pengisian bensin lebih mudah tanpa perlu membuka jok.
Praktis!
“Kendati tangki di bawah, tapi aman karena ada pelindungnya,” terang Yordan.
Sedangkan di sisi kanan ada kenop kontak model putar karena versi S dan S ABS sudah pakai smart key.
Remote keyless-nya dilengkapi pula dengan answer back system untuk memudahkan pengendara mencari motor di parkiran.Ada pula lampu hazzard.
Oiya di atas kenop kontak, terdapat pula electric power socket 12 volt dalam bentuk lighter.
Jadi bisa mengisi baterai handphone saat di perjalanan.
Joknya panjang banget mencapai 895 mm, di baliknya ada bagasi besar yang mencapai 25 liter, atau lebih besar dari Yamaha NMAX dan setara Aerox 155.
Besarnya bagasi ini karena tangki bensin yang pindah di bawah kaki pengendara, dan posisi aki yang diletakkan paling belakang dekat lampu rem.
Di varian tertinggi juga sudah disematkan fitur Anti-lock Braking System (ABS) 1 channel, responnya cukup terasa menghentak di tangan, tapi efektif menjaga roda depan untuk tidak mengunci.
Fitur berikutnya yang ada di mesin generasi Blue Core ini penyematan Smart Motor Generator (SMG), seperti yang ada di Lexi dan Aerox 155, jadi momen menyalakan mesin FreeGo sangat halus.
Versi S dan S ABS dilengkapi pula dengan fitur Stop & Start System (SSS) yang akan mematikan mesin saat berhenti dalam waktu 5 detik, dan mesin akan otomatis menyala saat grip gas diputar.
Ini membuat konsumsi bensin FreeGo menjadi lebih efisien.
Jok FreeGo tingginya 778 mm dengan sisi depan bentuknya mengecil, sehingga memudahkan pengendara ketika ingin menapakkan kaki, karena tidak perlu membuka kaki lebar-lebar.
Sayangnya kulit jok dan busanya terasa tipis juga kaku, sehingga memberikan feeling keras, beda banget dengan jok skutik Yamaha lainnya yang empuk.
Kemudian setangnya cukup lebar, posisinya tidak terlalu rendah dan punya bentuk yang cukup lurus.
Efeknya saat diraih membuat posisi lengan dan pundak tidak mudah pegal.
Selain itu, area pijakan kaki pengendara juga luas dengan dek yang rata, untuk kaki berukuran sepatu 42 pun masih memiliki ruang untuk bergerak dan mudah berpindah posisi.
Lutut pun aman, tidak mudah mentok leg shield maupun setang.
Ketika diajak berkendara di sekitaran area tes, perbedaan paling terasa jika dibanding keluarga Mio ada di setang, di mana feeling setang terasa sedikit lebih berat.
Ini wajar akibat penggunaan roda 12 inci dengan ban gambot sehingga area kontak ke aspal lebih lebar, tentu butuh adaptasi saja.
Dengan jok rendah dan berat isi yang hanya 100 kg, membuat pengendaranya lebih pede saat mengendarai FreeGo.
Untuk kedua suspensinya belum terlalu terasa, karena area tes kontur jalannya halus.
Yang pasti grip ban lebarnya membuat lebih pede saat menikung.
PERFORMA
FreeGo menggunakan platform mesin yang sama seperti Mio series, berkapasitas 125 cc Blue Core dengan piston 52,4 mm dan stroke 57,4 mm, serta perbandingan kompresi cuma 9,5:1 berpendingin udara. Bedanya sudah disematkan SMG.
Mesin ini pun konon memiliki konsep baru dengan sistem intake baru, ini membuat akselerasi menjadi halus.
Jika yang sering menggunakan motor dengan mesin ini pasti sudah terbiasa dengan feeling-nya.
Punya karakter tenaga yang merata sejak putaran rendah, sehingga bukaan gas dari awal motor langsung ngaciirrr…
Tapi karena area tes yang sempit, jadi tidak bisa puas mencicipi performa mesin yang punya klaim tenaga maksimal 9,3 dk di 8.000 rpm dan torsi 9,5 Nm di 5.500 rpm.
Tapi yang pasti mesinnya cukup bertenaga dan halus.
Data spesifikasi:
Tipe Mesin: Air Cooled 4-Stroke,SOHC
Susunan Silinder : Single Cylinder
Diameter x Langkah : 52,4 x 57,9 mm
Perbandingan Kompresi: 9,5:1
Volume Silinder : 125 cc
Daya Maksimum : 9,3 dk/8.000 rpm
Torsi Maksimum : 9,5 Nm/5.500 rpm
Sistem Starter : Electric & Kick Starter (Standart)
Sistem Pelumasan : Wet Sump
Kapasitas Oli Mesin: Total = 0,84 L ; Berkala = 0,80 L
Sistem Bahan Bakar : Fuel Injection
Tipe Kopling : Single dry clutch
Tipe Transmisi : Full Automatic
P x L x T : 1.905 x 690 x 1.100 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.275 mm
Tinggi Tempat Duduk: 778 mm
Berat Isi : 100 Kg
Kapasitas Tangki Bensin: 4,2 L
Tipe Rangka : Underbone
Suspensi Depan : Telescopic Fork
Suspensi Belakang : Unit Swing
Ban Depan : 100/90 - 12M/C 59J - Tubeless
Ban Belakang : 110/90-12M/C 64L - Tubeless
Rem Depan : Single Disc Brake
Rem Belakang : Drum Brake
Sistem Pengapian : TCI / Transistor
Battery : YTZ7V
Tipe Busi : CR6HSA
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR