Hasanudin berucap, adanya Tol Trans Jawa sebenarnya memang mempercepat waktu, tetapi tarifnya terlalu memberatkan bagi sopir.
“Kalau tarifnya mahal nanti keluarga saya makan apa, karenanya saya lebih memilih lewat Pantura. Walaupun lebih lama,” ujarnya.
Sama halnya Hasanudin, Ugik Setiawan, sopir truk asal Cirebon Jawa Barat pun mengeluhkan mahalnya tarif tol yang diberlakukan mulai 21 Januari 2019 itu.
“Kalau terlalu mahal ya ditinggalkan, karena banyak yang beralih melewati Pantura. Kami berharap tarif dikaji ulang agar kebih murah,” tambahnya.
Artikel serupa telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Truk Enggan Masuk Tol Trans Jawa, Kata Hasanudin Tarifnya Bikin Saku Terkuras
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR