Tangki didesain lebih membulat dan cukup tinggi, sedang bodi belakang pastinya ala buntut tawon khas cafe racer.
![Buntut tawon khas cafe racer ditemani stoplamp LED](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2019/01/26/3451945112.jpg)
“Wujudnya kini dibuat telanjang tanpa dilengkapi lagi dengan fairing yang menjadi khas Ducati 848 Evo, bahkan bak kopling dan belt penggerak camshaft pun dibuat transparan, jadi bisa dilihat langsung dengan mata telanjang,” ungkap Hezi.
![Jok pastinya single seater yang ternyata dibalut kulit sapi](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2019/01/26/1125623973.jpg)
Setelah body work rampung, kaki-kaki di-upgrade biar lebih kekar kendati bawaan motor sebenarnya sudah mumpuni.
![Knalpot Mengandalkan Arrow](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2019/01/26/4038799071.jpg)
Suspensi depan diganti upside down Ohlins tipe FGRT210.
Pengendaliannya Hezi mendaulat setang dari Lightech model clip-on (jepit), yang juga salah satu ciri khas cafe racer.
![Setang jepit dari Lightech menguatkan konsep cafe racer](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2019/01/26/3684681364.jpg)
Suspensi belakang juga turut di-upgrade, monosok bawaan yang pakai Showa dilengserkan Ohlins tipe TTX GP alias tipe tertinggi yang dijual umum dari jajaram suspensi asal Swedia ini.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR