Otomotifnet.com - PT. Distributor Motor Indonesia selaku pemegang merek Royal Enfield (RE) merilis motor edisi terbatas, Classic 500 Pegasus.
Motor ini terinspirasi dari RE/WD 125 Flying Flea, yang digunakan pasukan penerjun payung angkatan bersenjata Inggris pada Perang Dunia Kedua.
Flying Flea merupakan motor ringan bermesin 2-tak 125 cc.
Pada masa operasionalnya, Flying Flea diterjunkan dengan pesawat ke garis belakang pertahanan musuh.
Termasuk digunakan pada operasi D-Day di Normandi, Prancis dan Arnhem, Belanda.
Royal Enfield Classic 500 Pegasus diproduksi secara terbatas, hanya 1.000 unit di seluruh dunia.
Untuk pasar Indonesia hanya mendapat jatah 40 unit.
Itu menurut Irvino Edwardly, Country Manager Indonesia Royal Enfield.
Motor ini ditawarkan Rp 109,9 juta atau lebih mahal Rp 17,3 juta.
Lalu apa saja yang membedakan Pegasus dengan seri Classic standar?
Perbedaan mendasar ada pada aksesori, yang terinspirasi dari The Flying Flea.
Berupa logo Pegasus berwarna merah marun dan biru pada tangki, serta nomor seri individual.
Nomor seri ini sekaligus menjadi nomor urut motor dari 1 sampai 1.000.
Selain itu, ada pula stiker Royal Enfield 'Made Like a Gun' yang menempel pada kotak aki di sisi kiri.
Logo ‘RE’ di tangki pun dibuat berdasarkan logo asli yang digunakan Flying Flea oleh 250th (Airborne) Light Company, pada masa PD II.
Perbedaan lainnya, handgrip memiliki kelir coklat, kemudian boks filter udara memiliki bentuk kotak dengan tambahan strap kulit.
Selain itu, warna hitam mendominasi mesin, knalpot, kick start serta panel lampu.
Setiap pembelian seri Pegasus, juga akan mendapatkan satu set pannier kanvas bergaya militer.
Seri limited edition ini ditawarkan dalam dua pilihan warna khas militer, Service Brown dan Olive Drab Green.
Riding Position
Dengan basis seri Classic, riding position Pegasus tak mengalami ubahan.
Ramuan antara posisi setang, jok, serta footstep yang pas membuat posisi duduk pengendara cenderung netral.
Namun, kedua kaki rider dengan tinggi 170 cm dan bobot 60 kg harus sedikit berjinjit saat duduk di atas joknya.
Meski begitu dengan joknya yang tebal, mengendarai RE Classic 500 Pegasus akan terasa nyaman untuk waktu yang lama, tentu saja dengan tambahan getaran mesin khas Royal Enfield.
Rangga / OTOMOTIF
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR