Otomotifnet.com - Sering pakai air keran atau air minum mineral sebagai cairan radiator kendaraan Anda?
Malah ada mekanik yang menganjurkan pakai air kondensasi AC rumah, karena katanya lebih murni dan minim kadar asam.
Ada juga yang menyarankan pakai air aki tutup botol biru (isi ulang), lantaran merupakan air sulingan yang lebih murni.
Baca Juga : Ini Harga Radiator Aluminium Buat NMAX, XMAX, Aerox dan Lexi, Adem!
Untuk membuktikannya, Otomotifnet coba melakukan pengujian pada keempat cairan tadi, lalu dibandingkan dengan cairan khusus radiator alias radiator coolant.
Masing-masing cairan dituang ke dalam wadah gelas, lalu dimasukkan paku besi yang sudah dibersihkan dari karat.
Paku besi ini bisa kita ibaratkan komponen berbahan logam yang ada di dalam saluran pendingin kendaraan.
Mau tahu hasilnya?
Baca Juga : Driver Ojol Ditabrak Oknum Marinir, Si Ojek Malah Dipenjara
Hanya dalam waktu setengah hari (12 jam), paku yang ada di dalam wadah berisi air keran dari PDAM, air minum mineral, air kondensasi AC dan air aki tutup botol biru, mulai diserang karat.
Paling parah karat menyerang pada paku di wadah gelas berisi air aki isi ulang.
Disusul air keran di posisi kedua.
Baca Juga : Rem Cakram Belakang Ngeblong Sembuh, Pasang Per Klep di Master
Sementara paku pada air minum mineral dan air kondensasi AC, hanya terlihat pada kedua ujung paku.
Namun memasuki hari ke-3, karat mulai menghinggapi hampir seluruh bagian paku. Bahkan sampai bikin airnya jadi keruh, menandakan karat pada paku rontok dan bercampur dengan air.
Berbeda 180 derajat dengan radiator coolant. Hingga 10 hari pengujian, paku dalam coolant sama sekali tidak terserang karat.
Baca Juga : Honda All New PCX 150 di NTT dan Jawa Timur Menggila, Inden Capai 1.000 Unit
"Pada radiator coolant terdapat formula anti rust. Ini untuk melindungi komponen logam di dalam saluran radiator agar tidak mudah berkarat," bilang Almus, Sales Manager PT Wealthy Sejahtera, distributor radiator coolant merek Wealthy.
Tapi, meski memiliki zat anti karat, Almus menyarankan agar radiator coolant diganti secara periodik, sekitar jarak tempuh 20.000 - 30.000 kilometer.
"Karena seiring pemakaian dan terkena panas mesin, kandungan dalam radiator coolant kinerjanya akan menurun. Kalau tidak diganti, ya tetap saja bisa bikin komponen logam dalam saluran radiator berkarat," tukas pria yang berkantor di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat ini.
Baca Juga : Driver Ojol Ditabrak Oknum Marinir, Si Ojek Malah Dipenjara
Nah, karat yang rontok pada saluran radiator, berisiko menyumbat celah-celah sempit pada radiator.
So, masih mau pakai cairan selain radiator coolant?
Penulis/Foto : Andhika Arthawijaya
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR