Otomotifnet.com - Ajang drag bike saat ini juga memberlakukan batasan bobot untuk motor yang dipakai.
Alhasil banyak tim yang memutar otak agar kekurangan bobot motor andalannya bisa sesuai regulasi.
Tapi tak jarang, tim balap menutup kekurangan bobot tadi dengan benda yang membahayakan.
Dalam ajang dragbike lokal sering sekali ditemui pemberat motor yang asal seperti gir, bandul kruk as, hingga kunci-kunci yang cuma ditaruh di atas motor.
(Baca Juga : Joki Balap Liar Terpelanting Kencang, Tempel Lawan, Tapi Lajur Terlalu Kanan)
“Jika sampai motor terjatuh, pemberatnya bisa terlepas dan mental kena pembalapnya sendiri atau ke penonton,” bilang anggota dari PP IMI yang enggan disebut namanya di kejurnas drag bike di Cikarang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Benar saja, bahaya yang dibicarakan di atas terbukti saat kelas FFA berlangsung.
Salah satu tim turun menggunakan matik yang diberi pemberat cukup banyak di sasis tengah dan buritan.
Saat lepas start, karena faktor pembalap yang juga memiliki berat badan ringan ditambah liarnya performa motor membuat matik tersebut susah dikendalikan.
(Baca Juga : Jesika Amelia Terlempar Dari Ninja, Ini Kondisi Terkini Joki Sexy Itu!)
Joki balap hingga terpelanting mengendalikan liarnya tenaga matik tersebut.
Benar saja, pemberat yang tadi ditaruh begitu saja di sasis tengah berupa tumpukan gir menjadi senjata mematikan bagi penonton.
Salah satu gir yang ditumpuk mental dan terbang mengenai muka salah satu penonton.
“Malah saya pernah lihat ada yang pakai aki mobil sebagai pemberat,” tukas Mukhlisin alias Ocien, mekanik Gofai Racing Team (GRT), Jakarta.
(Baca Juga : 5 Joki Drag Yang Tewas Saat Pelintir Gas, Lagi Nyeting Sampai Liaran)
Mirisnya lagi, penempatannya asal ada lokasi yang kosong di bagian motor.
Pengikat bebannya juga hanya mengandalkan insulok (kabel ties).
“Kami pernah coba pasang pemberat di ujung rangka belakang Efeknya motor cenderung mudah standing dan bagian belakang jadi liar saat start,” papar Ocien.
Solusinya bisa saja mekanik mengganti atau memodifikasi sasis motor dengan yang lebih berat.
Tapi, fenomena yang terjadi di lapangan, biasanya satu motor dipakai oleh beberapa joki balap.
Pun tiap joki balap juga memiliki berat badan yang berbeda-beda seperti yang dikatakan Indra Gunawan, owner GF Racing Team.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Motorplus-online.com |
KOMENTAR