Otomotifnet.com - Honda Monkey tampilan boleh mini, tapi perangkatnya sangat maksi dengan sentuh teknologi superbike.
Teknologi tersebut ialah IMU (Inertial Measurement Unit). Perangkat buatan Bosch tersebut umumnya jamak ditemukan pada Superbike.
Pada Superbike, IMU berfungsi sebagai gyro yang membaca pergerakan motor. Depan-Belakang, Atas-Bawah, dan Kanan-Kiri.
Lantas untuk apa sebuah perangkat canggih ada di motor klasik berkapasitas 125 cc? Jawabannya sebagai pendukung sistem rem ABS (Anti-lock Braking System).
Monkey sendiri menggunakan ABS 1 channel atau hanya di roda depan saja.
"IMU bekerja sama dengan ABS untuk mencegah stoppie saat pengereman keras atau darurat,”
”Karena Monkey memiliki wheelbase yang pendek ada tendensi roda belakang terangkat saat pengereman," jelas Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.
Saat bekerja, sensor kecepatan di roda depan, sensor kecepatan roda belakang, dan IMU memberikan input ke modul ABS.
Sebagai catatan sensor kecepatan roda belakang terletak di gir countershaft.
Kemudian layaknya sistem ABS pada umumnya, apabila kecepatan roda depan dan belakang berbeda, modul ABS akan memerintahkan rem depan supaya tidak mengunci.
Berbeda dengan Superbike, IMU pada Monkey hanya akan mendeteksi dua axis (Depan-Belakang dan Atas-Bawah), serta akselerasi dan mengirimkannya ke modulator ABS.
IMU pada Monkey dilindungi oleh bungkus karet untuk memproteksi dari vibrasi atau getaran mesin dan jalan. IMU terletak di bawah modulator ABS.
IMU harus ditangani dengan hati-hati, kalau sampai harus membongkar jangan sampai unitnya terjatuh. Apabila jatuh harus diganti dengan yang baru.
"Karena termasuk perangkat yg sensitif, pembacaannya bisa tidak akurat," wanti Endro.
Kemudian jangan dipasang dengan menggunakan impact wrench, karena getarannya besar.
Honda Monkey 125 sendiri akhirnya dirilis secara resmi oleh PT AHM ketika opening GIIAS kamis (18/7) lalu.
Seharga Rp 65 juta on the road. Hadir dalam tiga varian warna, Banana Yellow, Pearl Nebula Red dan Pearl Shining Black.
Penulis : Rangga
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR