Menurut lembaga IIHS, desain stacked headlight yang menggeser lampu utama sedikit ke bawah, membuat konstuksi kap mesin bagian atas menjadi lebih landai.
Sehingga mampu memberikan impact minimum ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki/pedestrian.
Selain itu, dengan desain lampu depan sedikit ke bawah, membuat area crumple zone lebih optimal dalam meredam benturan.
Ditambah membuatnya lebih ramah dengan pengemudi lainnya, lantaran pancaran sinar lampu utama yang dibuat lebih rendah.
(Baca Juga: Motor Upgrade Performa, Dana Cuma Rp 1 Jutaan, Pilih Bore Up Atau Knalpot Racing?)
Sehingga tak terlalu menyilaukan ketika berpapasan dengan pengemudi dari arah berlawanan.
Namun desain stacked headlight ini juga menyimpan kelemahan. Yang paling mencolok adalah fokus sinar dari lampu utama yang dirasa sangat minim, terlebih ketika mengemudi di jalanan dengan minim cahaya.
Makanya, hal tersebut belakangan diperbaiki oleh pabrikan dengan mengaplikasi proyektor sebagai pembias cahaya lampu utamanya (baik itu LED atau halogen).
Sementara pada Xpander yang masih menggunakan reflektor konvensional. Meski begitu, pihak PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menjamin pancaran sinar lampu utama Xpander untuk konsep stacked headlight ini diklaim tetap aman dengan fokus sinarnya optimal.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR